Monday 18 January 2016

Permai Pagi Hari


By: Khoirul Taqwim

Senandung pagi
Mulai bernyanyi menyeruak alam
Iringi permai pagi hari ini
Penuh dengan jutaan keindahan
Hingga tak dapat terhitung atas ketakjuban di pagi hari

Burung pagi hari
Mulai pancarkan keelokan
Dengan suara merdunya
Buat hari pagi menambah permai
Elok rupawan keindahannya

Saat pagi hari
Pohon rindang masih basah kuyub
Saat embun pagi masih menyembul
Saat matahari masih belum terlihat jelas
Dari situlah tentang cerita permai pagi hari
Mulai terlukis di langit cakrawala
Penuh keistimewaan suka cita
Semua terasa dalam senandung detakan jiwa

Permai pagi hari
Pancarkan lukisan keindahan
Penuh keasrian alam
Nampak lembut dan menakjubkan
Itulah alam permai di pagi hari

Izinkan Kami Menyeberangi Samudra Ludira


Dening: Khoirul Taqwim

Kala kabut tiba
Kegelapan dalu menyelinap dipunsamukawis penjuru arah
Rentetan senjata grama membabi buta
meken dipunsalira-salira kesugengan
ngantos peputra timur, priyantun-priyantun dewasa
yuswa kresaa timur
Tewas mboten ketang wilanganipun

Kabut dalu
ngasta senyap soca memandang
ludira mengalir dilumbung-lumbung kesugengan
ngantos menyelinap dados debu-debu karisakan
ngantos mawi menghanguskan samukawis dados arang

Wahai pangagungan Alam
Izinkan kami menyeberangi samudra ludira
mengsah tirani dalu menika
kersanipun piyambakipun sedaya njawahi kami kaliyan peluru
kersanipun piyambakipun sedaya njawahi kami kaliyan rudal-rudal
kersanipun piyambakipun sedaya tanpa kamirahanan nyedaneni kami setunggal palih setunggal
ngantos ngantos kami sedaya ditelan semesta
Kami tetap tindak menuju samudra ludira
amargi derap langkah kami sampun bulat
Tuk menuju ngugi kesedan

Wahai redi-redi inggil
Wahai tawang-tawang teng alam raya
Izinkan kami nyarungani samudra ludira
mengsah kemboten-adilan
mengsah kedzaliman
kersanipun salira kami hancur
kersanipun jasad kami remuk
Kami tetap tindak disamudra ludira
nyarungani tirah-tirah ambakan
Demi meraih keberlanjutan sugeng
kagem generasi pamusaka semesta menika