Friday 6 May 2016

Busana Tanpa Dosa


By: Khoirul Taqwim

Meledakkan kota-kota
Menjadi keyakinan kebenaran
Menghunus parang
Menjadi dogma ajaran keyakinan
Meletuskan senjata laras panjang
Menjadi jalan nafas kehidupan
Maka tatkala hari itu
Pembunuhan manusia seolah-olah dilegalkan
Menghilangkan nyawa orang lain
Seolah-olah menjadi perjuangan suci kebenaran

Busana tanpa dosa
Hari kelam kemanusiaan
Menghilangkan nyawa orang lain
Sudah dianggap bukan dosa-dosa
Tetapi sudah dianggap kemuliaan
Sungguh busana tanpa dosa
Telah menyelimuti pikiran dan jiwa para pembunuh
Karena membunuh dianggap kemuliaan sejati
Menghilangkan nyawa orang lain
Sudah dianggap tuntutan dalam perjuangan

Kala busana tanpa dosa
Telah menghinggapi jiwa-jiwa kegelapan
Sungguh menghilangkan nyawa manusia
Seolah-olah menjadi kebenaran
Karena hari itu
Jiwa-jiwa manusia yang memakai busana tanpa dosa
Jiwa dan pikirannya
Sudah dirasuki nafsu ambisi keserakahan
Menganggap diri kemuliaan
Saat mengalirkan darah orang lain
Dianggap menuju jalan suci kebenaran

Tatkala busana tanpa dosa
Telah menyelimuti alam semesta
Maka hari itu
Ledakan bom akan meledak disegala penjuru semesta
Menghilangkan nyawa orang lain
Dianggap sebuah kemuliaan
Maka darah mengalir dipenjuru semesta
Hingga air mata kering kerontang
Karena pembunuhan dianggap kemuliaan
Sungguh hari busana tanpa dosa
Telah datang kala itu dipenjuru semesta

Thursday 5 May 2016

Kala Langit Runtuh


By: Khoirul Taqwim

Terdengar dentuman keras
Menggelapar diangkasa berwarna hitam pekat
Seluruh jiwa bertanya-tanya
Ada apa dengan langitku?
Apa mungkin langit telah runtuh?
Karena dentuman suara keras
Telah menghantam daun-daun telinga
Sampai dentuman suara kerasnya
Terdengar disepanjang jalan kehidupan

Kala langit runtuh
Bumi akan ikut merasakan kehancurannya
Karena langit dan bumi
Laksana dua sejoli yang selalu mengisi antar satu sama lainnya
Sehingga bila langit runtuh
Kemungkinan terburuknya
Bumi juga akan ikut luluh lantak
Bersama runtuhnya langit diangkasa

Saat langit runtuh
Dentuman suaranya
Laksana jutaan halilintar menerjang bumi raya
Hingga bumi ikut merasakan keruntuhan langit
Karena langit sudah diambang kehancuran Berkepin-keping
Sungguh luluh lantak bumi raya
Saat langit runtuh diangkasa

Tatkala langit runtuh
Kehancurannya terasa sesak di dada
Hingga bumi ikut luluh lantak
Tak terkira kehancuran bumi raya kala itu
Sementara insan manusia
Juga akan ikut hancur
Tatkala langit runtuh diangkasa
Karena bumi juga ikut hancur berkeping-keping
Bersama keruntuhan langit diangkasa raya

Wednesday 4 May 2016

Engkau Sudah Tiada


By: Khoirul Taqwim

Langit telah menjemputmu
Sementara bumi sedang berduka lara
Saat engkau sudah tiada
Hingga menutup mata selama-lamanya
Sampai seluruh sanak saudaramu
Menumpahkan air mata pecah seketika
Saat engkau menutup menutup mata terakhirmu

Engkau sudah tiada
Meninggalkan kedukaan sanak keluargamu
Hingga sanak keluargamu sedih tak terkira
Saat engkau menghembuskan nafas terakhirmu
Sampai seluruh dada terasa sesak
Saat engkau menutup mata terakhirmu
Semua sanak keluargamu kehilangan engkau yang didamba

Saat engkau menutup mata
Seolah-olah bumi tak rela akan kepergianmu
Namun apa dikata?
Sang maha pemilik alam semesta telah menjemputmu
Tuk pergi selama-lamanya
Tak ada yang bisa menghalangi kepergianmu
Walau seisi alam semesta tak rela
Namun sang maha berkehendak
Tak dapat dibantah akan takdir dan kehendaknya

Engkau sudah tiada
Kedukaan sanak keluargamu terasa di jiwa terdalam
Hingga membuat sesak jantung-jantung tak berdetak sejenak
Saat kepergianmu di alam sementara
Tuk menuju alam keabadian selama-lamanya
Kuhanya berdo'a dari lubuk hati terdalamku
Semoga amal kebaikanmu
Selama hidup di alam sementara
Diterima disisi sang maha pemilik alam semesta ini, Amin.....

Tuesday 3 May 2016

Negeri Makmur Sentosa


By: Khoirul Taqwim

Tanah lapang subur makmur
Sawah ladang hijau menghampar
Gunung-gunung indah mewarna
Sungai-sungai mengalirkan air begitu jernih
Sementara lautan samudra menyimpan kekayaan yang menakjubkan
Sungguh gambaran negeri makmur sentosa
Dipenuhi suka cita yang membahagiakan dicelah-celah jiwa

Negeri makmur sentosa
Masyarakatnya penuh suka cita
Sandang pangan tercukupi
Begitu juga papan tersediakan
Disertai dengan keindahan lingkungan yang menggembirakan
Sungguh negeri makmur sentosa
Penuh dengan kebahagiaan jiwa terasa

Negeri makmur sentosa
Keadilan menyelimuti dipenjuru negeri
Kejujuran menjadi nafas kehidupan
Masyarakatnya saling menghargai dan menyayangi antar sesama
Sungguh negeri makmur sentosa
Penuh rahmat Ilahi
Sehingga membahagiakan diseluruh kalbu terasa
Karena negeri makmur sentosa
Menjadi harapan setiap insan yang bernyawa

Negeri makmur sentosa
Tiada tindak kriminal
Apalagi tindak menyelewengkan dana negara
Karena negeri makmur sentosa telah diberkahi sang maha pencipta
Sungguh bahagia tinggal dinegeri makmur sentosa
Penuh suka cita bahagia terasa di jiwa yang terdalam
Hingga seluruh jiwa merasa
Hidup laksana mimpi dalam surga
Nyaman, tenteram terasa dibenak sanubari terdalam

Monday 2 May 2016

Keindahan Gerimis Pagi


By: Khoirul Taqwim

Gerimis kecil dipagi hari
Menyiram tanah lapang
Membuat udara semakin dingin terasa
Sungguh gerimis kecil ini
Membawa suasana keindahan kalbu
Hingga terasa didasar jiwaku
Sampai terasa jernih pikiranku
Saat merasa gerimis kecil ini
Masuk disanubariku yang terdalam

Keindahan gerimis pagi hari
Membuat suasana nampak ceria
Setelah semalam ditutup kegelapan malam
Sungguh suasana pagi hari ini
Terasa berbeda dibanding pagi yang lain
Karena pagi hari ini
Bersama gerimis kecil di iringi senandung alam
Yang kian menyejukkan rasa
Hingga masuk sampai kedasar kalbuku

Bersama gerimis pagi ini
Jiwaku terasa bahagia rasa
Saat melihat alam yang kian nyaman
Karena kesejukan menyiram alam sekitarku
Sungguh jiwaku penuh suka cita
Melihat keindahan gerimis pagi ini
Sungguh keindahan yang penuh ketakjuban
Terasa masuk direlung-relung kalbuku

Keindahan gerimis pagi
Membuat jiwa penuh dengan suka cita rasa
Seakan-akan alam memberi warna baru
Hingga terasa masuk disanubariku yang terdalam
Karena keindahan gerimis pagi ini
Sungguh menakjubkan terasa didasar jiwaku
Sampai seluruh kalbuku mengagumi
Akan keindahan gerimis pagi ini

Sunday 1 May 2016

Kesabaran Para Perawat


By: Khoirul Taqwim

Saat tubuh luka dipapan-papan kehidupan
Engkau para perawat dengan penuh kesabaran
Merawat luka dengan penuh keikhlasan
Sungguh mulia jiwamu kurasa
Laksana rembulan menyinari kegelapan malam
Tanpa lelah memberi warna bermakna tentang nafas kehidupan
Begitu juga engkau wahai perawat
Tanpa pamrih merawat para pasien
Demi kesembuhan luka para pasien
Sungguh budi pekertimu mengandung keteladanan yang menakjubkan

Atas nama kemanusiaan
Demi pengabdianmu pada penyembuhan
Engkau para perawat dengan penuh kesabaran
Merawat para pasien yang sedang sakit
Hingga membuat detakan jantungku berhenti sejenak
Memperhatikan kesabaranmu yang mengagumkan
Sampai seluruh jiwaku menyimak akan budi pekertimu yang luhur

Kesabaran para perawat
Menggugah sajakku untuk menulismu
Sungguh aku mengagumi keteladanan budimu
Penuh dengan kesabaran merawat para pasien
Walau ragamu terkadang nampak lelah
Namun kobaran semangatmu merawat pasien
Masih membara membakar jiwa
Tuk terus merawat para pasien
Sampai sembuh dari luka

Duhai para perawat
Kesabaranmu penuh keikhlasan yang mengagumkan
Engkau akan menjadi suri tauladan kebaikan di alam semesta
Engkau akan tercatat dalam sejarah tinta emas
Karena jiwamu sungguh mulia kurasa
Hingga seluruh kalbuku memberi isyarat rasa
Bahwa engkau perawat yang penuh keindahan budi pekerti
Atas nama kemanusiaan dan atas nama keyakinan
Engkau mengabdi pada penyembuhan