By: Khoirul Taqwim
Pendidikan Indonesia sejak SD sampai tingkat perguruan tinggi, tak di nyana dan tak di kira dalam keilmuan hampir seratus persen mengadopsi bagian dari paradigma bangsa barat, Bahkan ironis kekayaan pemikiran di kawasan nusantara di telan habis dalam pola pikir bangsa barat. Inilah bentuk keprihatinan terbesar dari kalangan masyarakat yang perduli atas keselamatan dari masyarakat bangsa nusantara dari dogma bangsa barat yang saat ini berkembang pesat dalam dunia pendidikan Indonesia.
Bangsa Indonesia merupakan negara dengan tingkat pendidikan yang masih cenderung mengekor dalam teori berbagai ilmu pengetahuan, bagaimana tidak? pendidikan Indonesia masih mengadopsi sejumlah besar teori tentang paradigma bangsa barat yang tidak sejalan dengan falsafah nusantara. Sehingga wajar banyak para cendekiawan Indonesia yang tegila-gila dengan gagasan bangsa barat, tetapi lupa dengan gagasan teori yang sejalan dengan budaya dalam kehidupan masyarakat secara luas.
Soekarno merupakan tokoh besar dengan gagasan pancasila tak lepas dari menggali kekayaan nusantara, tetapi para cendekiawan Indonesia saat ini cenderung mengadopi paradigma pemikiran bangsa barat, baik berupa teori positivisme, liberalisme, nihilisme, pluralisme, marxisme, kapitalisme, materialisme, dan masih banyak lagi istilah paradigma pemikiran bangsa barat yang tumbuh berkembang di nusantara Indonesia. Namun sayangnya para cendekiawan yang di harapkan mampu mengimbangi paradigma bangsa barat malah terejerat dengan konsep bangsa barat. Sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat ironis atas nasib pendidikan di tanah nusantara Indonesia.
Impor pengetahuan bangsa barat merupakan penerapan yang syah dalam memperoleh ilmu pengetahuan, apabila dalam pengejawantahan tak lupa dengan menggali kekayaan masyarakat nusantara itu sendiri dalam mendisplinkan antara ilmu pengetahuan bangsa barat dengan konteks kepentingan masyarakat nusantara, tetapi kalau hanya sebatas mengadopsi dari paradigma pemikiran bangsa barat dan di bawa kewilayah nusantara, berarti tak ada bedanya hanya sebatas memperpanjang kaki tangan idiologi bangsa barat.
Ilmu pengetahuan dengan segudang teori bangsa barat memang begitu sistematis masuk kewilayah pendidikan Indonesia dengan rapi. Sehingga banyak kalangan pelajar yang lupa kacang atas kulitnya, entah ini sebuah tindakan di sengaja bangsa barat atau memang ketidak mampuan para cendekiawan nusantara membendung gagasan bangsa barat.
Paradigma gagasan bangsa barat begitu cerdas membius sebagian besar para pelajar Indonesia, tentu semua tak lepas dari para Duta-duta cendekiawan bangsa barat, baik datang dari para cendekiawan bangsa barat itu sendiri, pada saat masuk kedunia pendidikan Indonesia atau datang dari duta cendekiawan masyarakat pribumi itu sendiri.
Keberadaan pendidikan Indonesia saat ini dalam kubangan paradigma bangsa barat. Nah! untuk melepaskan diri dari kubangan paradigma bangsa barat, sudah saatnya para cendekiawan melakukan penggalian ilmu dari khazanah nusantara, bahwa para cendekiawan nusantara harus mampu membuktikan diri dalam membangun sebuah teori dengan tidak mengekor konsep bangsa barat yang tumbuh berkembang secara pesat di dunia pendidikan Indonesia saat ini.
Ekspansi ilmu pengetahuan bangsa barat begitu deras menerpa bangsa Indonesia, kalau tidak sekarang melakukan sebuah gagasan dalam membendung teori bangsa barat, lalu kapan ekspansi ilmu pengetahuan bangsa barat akan berakhir? Inilah tantangan para pelajar Indonesia dalam menjawab gagasan bangsa barat yang saat ini banyak di gandrungi para pelajar dengan menamakan diri para kaum liberal.
Membendung keilmuan bangsa barat yang berpaham tak sejalan dengan ruh masyarakat nusantara di perlukan sebuah penggalian ilmu pengetahuan dari dalam maupun dari luar, tentu dengan berlandaskan Islam sebagai pengejawantahan dalam kehidupan akhirat maupun dalam kehidupan dunia. Semoga Allah membimbing kami dengan ilmu yang berkah dan bermanfa'at, Amiin......
No comments:
Post a Comment