By: Khoirul Taqwim
Kapitalisme merupakan bentuk ekonomi dengan menekankan kebebasan individu dalam mengeruk sebuah keuntungan. Namun dalam perjalanan kapitalisme cenderung mengarah kebebasan tanpa melihat sisi dalam kehidupan masyarakat secara luas. Karena cenderung mengarah dalam bentuk pasar bebas. Sehingga dalam kehidupan masyarakat miskin telah di jadikan obyek pasar. Sebab sebuah ekonomi dalam bentuk kapitalisme telah di kuasai segelintir para kaum kapital dalam mengeksploitasi berbagai sumber ekonomi.
Keberadaan kapitalisme memang menjadi buah simalakama bagi masyarakat miskin. Sebab pasar telah di kuasai segelintir masyarakat dan tentu yang menguasai ekonomi pasar adalah para pemilik modal. Sedangkan masyarakat yang mengandalkan tenaga dalam bekerja, ternyata nasib mereka sangat jauh dari sebuah kesejahteraan. Sebab ekonomi mereka sudah menggantungkan diri terhadap para pemilik kapital. Karena pasar telah di kuasai para kapital dengan begitu perkasa dalam sebuah bangunan ekonomi.
Sebuah kapitalisme dalam kehidupan masyarakat telah terjadi sebuah pasar ekonomi yang sangat merugikan bagi masyarakat miskin. Sebab kompetisi dalam dunia ekonomi telah di kuasai oleh para pemilik kapital, padahal sudah seharusnya antara pemilik kapital dengan masyarakat pekerja harus saling berkesinambungan satu sama lain, agar terjadi sebuah fakta di lapangan secara saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
Perjalanan kapitalisme dalam kehidupan masyarakat modern telah mempengaruhi sebuah realita kehidupan masyarakat, bahwa bentuk pasar bebas telah di kuasai para pemilik kapital. Sehingga menghasilkan sebuah nilai dengan istilah yang tak asing lagi di dengar, yaitu: yang kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin miskin, tentu di karenakan kapitalisme telah merusak Sendi-sendi sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Sebab ekonomi hanya di kuasai segelintir orang dan para pemilik kapitallah yang menguasainya.
Sedangkan dalam ajaran Islam telah mengajarkan sebuah hubungan yang sehat, tentu tidak sebatas dengan istilah kebebasan, tetapi lebih mengarah sebuah tatanan yang saling menguntungkan antara yang satu dengan yang lainnya, apalagi dalam konsep ekonomi Islam sangat menentang mencari sebuah harta dengan cara haram, baik melalui proses riba, mencuri, menipu atau dalam bentuk kecurangan lain. Sehingga Islam berusaha menata ekonomi berdasarkan pada Nilai-nilai kemaslahatan dan sehat dalam berekonomi.
Islam sangat menekankan sebuah ekonomi dengan istilah ekonomi yang saling berkesinambungan dan tidak saling merugikan. Sehingga ekonomi Islam bukan hanya sebatas ekonomi dengan sebuah bahasa tentang kebebasan individu maupun sosial dalam membangun sebuah ekonomi., tetapi Islam membangun sebuah ekonomi dalam meraih sebuah kesejahteraan dengan jalan keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakat secara universal.
Islam menilai bangunan ekonomi kapitalisme merupakan sebuah bentuk tentang teori ekonomi yang mengarah kepada kebebasan individu. Namun menegasikan sebuah Nilai-nilai ekonomi masyarakat secara universal. Sehingga kapitalisme cenderung mengarah dalam konsep parsial dan tidak menyentuh ekonomi dalam landasan keadilan masyarakat, sebab kapitalisme telah membuat sebuah formulasi tentang kebebasan dalam berkompetisi dengan cara memperkaya diri, tanpa menghiraukan dari sisi kemanusiaan secara luas dalam kehidupan masyarakat.
Berangkat dari uraian di atas, berarti sudah semestinya dalam membangun sebuah bangunan ekonomi yang berdasarkan kepada kesejahteraan masyarakat secara luas, keadilan dan berbagai Nilai-nilai yang bersumber dalam pengejawantahan tentang budi luhur dalam kehidupan masyarakat secara universal. Sedangkan kapitalisme yang terjadi dalam realita kehidupan cenderung mengarah kepada diktator kapital. Sehingga menghasilkan sebuah fakta di lapangan tentang keserakahan para kapital dalam membangun tatanan ekonomi, sebab kapitalisme berpangkal kepada falsafah materialisme dalam menerjemahkan sebuah Nilai-nilai tentang kehidupan. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang di kehendaki-NYA, tanpa sebuah perhitungan.
No comments:
Post a Comment