Sunday, 15 November 2009

CINTA RANAH BERANTAH


Oleh: Khoirul taqwim

Cinta membabi buta

Entah berantah terasa

Ganjil cerita ada makna

Hilang disenyap kata

Kenapa ada cinta buta??..

Benar gila cinta rasa

Tak pendam tak hilang semakna

Benar kurang asem cinta buta

Warna meraba dalam dada

Penuh sesak nafas gila

Cinta entah brathayuda

Menyingsing matahari nan gerhana

Bintang menyala dilangit bukit

Alamku lagi senda gurau

Semua benar ada alam ranah jiwa

Kemana cinta datang sesaat?....

Tak kunjung jua hari ini

Kemana cinta pergi sesaat??..

Tanda tanya’ tak pernah sirna

Lewat bahasa ilustrasi kukata

Cinta berantah

Entah kemana

Semua pergi dalam jiwa

Larilah cinta

Sejauh bisa

Sebelum raib dalam dada


Cinta ranah berantah

Tak jekas tak kira

Bualan jagat

Duka sengsara

Gembira loka

Paduan hidup berantah


WAYANG



Oleh: Khoirul Taqwim

 

Ramayana cerita nirwana

Gatot koco munggah nang langit

Kunto dewo entah berantah

Pewayang jalan menari diatas pentas

Benar adanya itu rasa

Cerita rakyat mengabdi jiwa

 

Wayang

Cinta ikut cerita

Perang jagat ambruk

Jadi siji nang jero wayang

Lakon tragedy kehidupan

 Pejuangan darah tak ada habis

Semangat luar biasa membakar

Hidup makna

Mati sudahlah

Wayang jawa penuh  gairah

 

Kehidupan wayang

Tak ubah kehidupan jabal manusia

Mainan jagat raya

Melangkah sendi nyawa

Jagat sambut tanganmu

Nyawamu lepas

Bumi sambut tenggelamkan jasadmu

 

Cerita wayang

Penuh adegan

Sejuta babat urip

Mati sewu

Mati suri

Tambah serem

Mati kuwalat

Bedebah nyekti siro

 

Kisah wayang

Tarung kehidupan

Kisah wayang

Tarung jagat raya

TUHAN HUKUMKU


Oleh: Khoirul taqwim

 

Tuhan

Hukumku kaku pilu

Hukumku mati suri

Hukumku hilang ruh nyawa

Hukumku tinggal jasad

Mayat jadi hukumku

 

Tuhan

Kumengadu dalam sabda

Firman jadi gelondomgan bahasa

Benar gila duri hukumku

Lari kepanggang jenggot

Kemana jalan hukum

Semua sirna ditelan raksasa duit

 

Tuhan

Benar adanya hukumku mati sebelum perang

Benar hidup hukumku tak bernyawa

Tinggal sampah bahasa

Tinggal rongsokan budaya

Apa jawab itu hukum

Semua ninak bondo dalam susah rakyat

Kemewahan adalah milik hukum

Benar bedebah hukumku

 

Ma’af Tuhan

Terucap dari bahasa terdalam

Terucap dari nurani keluguan abdi

Tuhan aku bersimpuh difirmanmu

Bukan aku takut

Bukan aku pengecut

Aku hanya bahasa hidup

Menanti abadi semu

Taubatku mati hukum

SABDO PANDETO RATU

Oleh: Khoirul Taqwim



Sabdo pandeto ratu

Kumengabdi dalam langkah

Hilang susah rasa kepayang

Kutengok aku dalam mimpi buta

Berita kau pancarkan

Hilang ditelan rahwana

Benar semua telah sirna dalam jenaka

 

Hidup penuh makna

Derita pangkasan hati kelabu

Ranah jiwa terukir dalam kalbu

Dingin menggigil

Panorama sakti menggelayut jantung

Hinggap dalam ranah tak makna

Nyawa sepotong bahasa nirwana

 

Kelam sunyi mendua

Uang bangun dalam kenangan

Malam tidur dalam senyap waktu

Tarian anak kecil

Ingatkan bahasa silat penuh makna

Kau tuding aku lari dalam rembulan

 

Hilang sudah sabda Ratu

Ditelan republick raya

Zaman bergeser arah

Tinggal menunggu kiyamat

Akhir sudah riwayat sabdo Ratu

Jenaka kosong

Simbu pilu

Menggupal

Menyirat sebuah tarian makna


HUKUM MATI KUTU

Oleh: Khoirul Taqwim

Mati hukum kutu

Kemana lari keadilan

Jalan tempat arah

Mundur dalam hilang

Amburadul benar

Negeri hukum berpadu buta

Jalan hukum dipajang

Di mata hukum sama

Slogan itu benar

Nyata itu tipuan bahasa

Hukumku mati kutu

Dibunuh uang jelalatan

Mereka yang punya uang segudang

Benar-benar apa adanya hukum mati kutu

Bahasa menyelinap barisan hukum

Semua tak mampu hilang

Rasa hukum telah mati jiwa

Sesak nafas benar hukum

Dirasa pusing tujuh kepala

Hukum mati kutu

Telah kurasa jiwa sekarat

Hilang sudah keadilan

Semua membatu buta

Terpaku kebobrokan yang ada

Keadilan hukum sirna

Benar hukum mati kutu

Dihadapan kantong tebal

Hukum tak bertuan harusnya

Tapi hukum mati kutu ditelan mendung raya


Bagunan peradilan Belanda berdiri tegak menjulang ingatkan kita, banyaknya masyarakat pribumi di adili di pegadilan ini, di bunuh, di siksa, atas nama keadilan palsu yag diuat kaum belanda, negeriku saat ini tak jauh berbeda dengan pengadilan Belanda, sebagian besar hukum negeriku masih menggunakan hukum belanda.