Tuesday, 26 January 2010
GARA-GARA LIMA HURUF
HUTAN RAYA
Oleh: Khoirul Taqwim
Pohon indah mewarna
Sepanjang jalan rodaku
Tak terasa hati hanyut
Keawan alam mimpi imagi
Hati gembira ria
Melihat asrinya alam nan lebat
Terbisik hati kacil
Inilah karya Tuhan
Melimpah ruah di depan mata
Pesona hutan raya
Ingatkan dulu kala
Saat dedaunan
Banjiri semesta
DERITA WONG CILIK
BUYUT BERCERITA DIMIMPI PAGI
Oleh: Khoirul Taqwim
Indah alamku dizaman belanda
Asri nan alami kata buyutku
Saat ini jungkir balik 90 derajat
Untung belum 100 derajat.
Pikirku sesaat
Kemana lari burung-burung pagi
Kemana lari pepohonan nan rindang
Kenapa harus ada gedung??..
Tanyaku dalam hati lirih
Saat buyut cerita alamku
Limbah sampah ganti semua cerita
Pohon gundul sekarang yang ada
Kemana lari alam cerita buyutku
Sekarang sudah terganti
Kata paman saat lewat depan mataku
Cerita tinggal bongkohan memory
Soal alam ternoda
Aku bukan ahli amdal
Aku hanya sepotong bahasa
Tulis cerita tentang buyutku
Saat ini alam diperkosa
Kata bude lagi minum susu hangat
Tak tertinggal bapakku ngomong juga
Maaf bapak aku harus pergi
Kambingku sudah menjemput
Cerita buyutku
Jadi cerita keluarga
Eeeeeeeeeeeh!!!!............aku diajak ngopi ama buyut malam ini
Di warung gubuk kecil remang-remang lampunya
Dia cerita lagi tentang sepinya malam
Gelapnya saat matahari tak muncul
Dia cerita zaman belanda
Alam yang masih perawan
Tak ada polusi
Tiba-tiba ada laki-laki tinggi kurus tak bersahabat
Duduk disamping buyut dia ngomong dengan keras
Dinding telingaku terasa dihantam boom bunuh diri
Untung saja bukan amrozi yang bawa boom
Itu zaman dulu yut tak semaju zaman ini
Itu zaman bodoh yut dijajah ko mau
Tatapan mata buyutku tersinggung beku
Langsung kulempar gelas dimukanya
Untung dia menghindar secepat kilat
Maklum dia guru silat
Kata penjual warung
Ganti aku terpukul tersungkur
Cium bumi seketika hidungku
Padahal aku lagi tidak sholat
Untung belum terkapar
Suara hati lirih tak terdengar
Kecuali hati sendiri
Diujung gang ibuku teriak lantang
Banguuuuuuuuuuuun!!.....
Aku langsung terperanjat dari kasurku
Kulihat ko basah selimutku
Ternyata lagi ngompol
Sori aku kemarin kehujanan
Didekat pintu kamar adekku tertawa sendu
Lihat tingkah pagiku
Jam dinding pukul 7 tepat
Kuambil air kecil mengalir
Tuk basuh muka yang lagi bangun
Kusadar sekilas
Ternyata cerita buyutku
Mimpi pagi tak diundang
Dalam hati kecil bicara lirih
sadarku pada kematian
Mungkin aku lama tak tengok makam buyut
Tak tengok makam bude
Tak tengok makam paman
Bahkan aku lupa makam bapak tak kutengok kemarin
Besok malam jum’at
Ku kan do’a khusus kalian semua
Ziarah makam kan kulakukan
Teringat mimpi pagiku
Jam 7 pagi tepat kuterbangun
Kuteringat makam-makam dimimpi pagik