Friday, 10 July 2015

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.

Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.

Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.

Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.

Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.

Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal

Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.

Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin..........

65. Benih Ful Tanpa Lengan Halus @Rp. 35.000


Harga promo Benih Ful Tanpa Lengan Halus dengan harga obral murah perbiji Rp. 50.000. Sedangkan bagi yang mau beli 10 biji dengan harga promo Rp. 35.000 perbiji. Dan bagi yg berminat bisa menghubungi nomor telepon 085-647-217-538, Pin BBM 7d2a8bc2.

Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"


By: Khoirul Taqwim

Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".

Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".

Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.

Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.

"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.

Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.

Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.

Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,

Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............

Kewajiban Mencari Ilmu


By: Khoirul Taqwim

Mencari ilmu bukanlah hal yang sulit bagi yang bersungguh-sungguh, tetapi bagi yang kesungguhannya kurang, sudah tentu sangatlah mengalami kesulitan. Maka dari itulah seorang pencari Ilmu membutuhkan strategi dalam menggali tentang Ilmu, dan tidak sekedar taklid belaka dalam menggali masalah ke-Ilmuan.

Seorang pencari Ilmu akan terus mencari Ilmu dimanapun tempat dan keberadaannya, untuk itulah seorang pencari Ilmu terus menerus berusaha sebaik mungkin dalam menggapai sebuah Ilmu, untuk dicari dan diaplikasikan Ilmu yang didapatnya ditengah-tengah realitas kehidupan masyarakat secara universal.

Pencarian Ilmu merupakan ssebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya umat Islam mampu beribadah dalam urusan agama dan tidak gampang keliru, apabila umat Islam saat menjalankan ibadahnya. Maka belajar tentang Ilmu agama sangatlah urgen bagi seorang muslim dalam menjalankan aktivitas kehidupan kesehariannya.

Menggali Ilmu sedalam mungkin merupakan sebuah wujud kesungguhan bagi umat Islam, untuk memahami Ilmu akhirat maupun Ilmu tentang.yang dijalani saat ini.

Berangkat dari tulisan diatas, bahwa mencari Ilmu tentang dunia maupun tentang akhirat merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya dapat membedakan antara kebenaran maupun dengan kebatilan, tentunya semua tak lepas dari sumber Islam, baik dari firman maupun dari sabda. Sehingga mencari Ilmu menjadikan bagian dari kewajiban bagi umat Islam, supaya mencapai kehidupan yang baik dan sesuai petunjuk sang maha pencipta segala.

Cara Kaya Muda Dengan Mencontoh Keteladanan Nabi Muhammad SAW


By: Khoirul Taqwim

Islam mengajarkan umat manusia kaya muda dengan jalan kebaikan, bukan dengan jalan yang penuh kemaksiatan, apalagi kaya muda dengan cara menipu orang lain, untuk itulah Islam mengajarkan berbagai macam cara umat manusia dalam melakukan berbagai aktivitas kerja yang halal dan mengambil rezeki dengan jalan syari'ah.

Agama Islam sangat menekankan umat Islam dalam mencari rezeki dengan cara yang sesuai dengan tuntunan firman dan sabda. Sehingga dalam memperoleh rezeki umat manusia dapat mencontoh dari keteladanan Nabi Muhammad SAW, tentunya dengan jalan yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW dimasa muda saat mencari rezeki dengan cara berdagang diberbagai daerah maupun diberbagai negeri, dan  melalui sikap  kejujuran dan ketelitian Nabi Muhammad SAW berhasil sebagai pengusaha muda yang sungguh luar biasa kemahirannya dalam berdagang pada masanya.

Umat Islam yang ingin mencari rezeki dapat mencontoh keteladanan Nabi Muhammad SAW yang berhasil berdagang dan menempatkan dirinya sebagai pedagang yang sukses dimasanya. Sehingga Nabi Muhammad SAW dimasa mudanya dapat dikatakan sebagai pemuda yang kaya raya dengan cara berdagang. Maka untuk itulah umat Islam apabila ingin kaya raya dimasa mudanya dapat mecontoh konsep berdagang Nabi Muhammad SAW, supaya sukses sebagai pedagang dan pengusaha muda dimasa saat ini.

Berdagang merupakan salah satu contoh kecil cara kaya dimasa muda menurut agama Islam dengan mencontoh keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam melakukan berbagai aktivitas perdagangan.

Islam Agama Terbesar di Dunia


By: Khoirul Taqwim

Islam agama keyakinan umat manusia dengan penganut bermilyar-milyar penganutnya, untuk itulah Islam menjadi agama ynng terbesar di dunia dengan jumlah yang luar biasa besarnya. Islam menjadi agama yang paling disukai umatnya, berkat agama Islam tak sedikit umat manusia yang tenggelam dalam kesesatan menjadi terang benderang berkat masuk agama Islam sebagai agama yang penuh rahmat diseluruh alam semesta.

Dengan agama Islam begitu banyak umat manusia yang dicerahkan dengan ajarannya. Sehingga Islam merupakan agama yang sangat luar biasa dalam menggerakkan umat manusia menuju kebaikan dan kebenaran.

Kedahsyatan agama Islam menjadi ajaran yang mencerminkan kebaikan yang sungguh menakjubkan. Oleh karena itulah Islam sebagai sumber keyakinan umat manusia, untuk menjadi umat manusia yang lebih baik dalam mengarungi realitas kehidupan masyarakat saat ini.

Tak sedikit umat manuia menjadi terang benderang saat masuk agama Islam. Mengingat Islam agama yang baik dan cerdas dalam memuliakan umat mausia yang tak pandang kaya maupun miskin di dalam ajaran agama Islam. Karena ukuran kemuliaan bukan dari kaya atau miskin seseorang, tetapi ukurannya ketaqwaan dan keimanan seseorang tersebut.

Umat manusia dengan beragama Islam mendapatkan pencerahan dengan berjuta-juta kebaikan. Mengingat agama Islam selalu mengajarkan tentang kebaikan, baik kebaikan dengan sesama mupun kebaikan dengan yang lain. Maka untuk itulah Islam menjadi agama terbesar dan luar biasa ditengah-tengah realitas kehidupan masyarakat secara universal.

Belajar Agama Islam


By: Khoirul Taqwim

Belajar tentang agama Islam membutuhkan pondasi dasar dalam mempelajari tentang permasalahan agama Islam, supaya saat mempelajari ajaran agama Islam, umat Islam dapat dengan baik dan benar tentang apa yang terkandung dalam ajaran agama Islam. Maka untuk itulah ajaran agama Islam selalu menebarkan cinta dan kebaikan bagi seluruh alam semesta.

Kebenaran ajaran agama Islam sudah tidak perlu diragukan lagi, apalagi mengingat kebenaran agama Islam menjadi cerminan tentang kebaikan didalam realitas kehidupan umat manusia. Maka untuk itulah dengan kebenaran agama Islam umat manusai wajib belajar melalui sumber Islam, yaitu: firman dan sabda yang tersurat maupun yang terirat.

Memberikan pemahaman tentang agama Islam merupakan sebuah kebaikan yang luar biasa. Sehingga dengan memberikan kebaikan dalam ajaran agama Islam, tentunya supaya umat manusia, khususnya umat Islam dalam mengarungi kehidupan di dunia menuju kehidupan akhirat yang lebih baik.

Dengan belajar ajaran agama Islam menjadikan umat manusia rendah hati disetiap bertindak. Maka belajarlah ajaran agama Islam merupakan sebuah kenikmatan yang sungguh menakjubkan bagi hati dan pikiran, untuk itulah belajar agama Islam selalu merasa  menuju ketenangan yang mengagumkan.

Belajar agama Islam merupakan sebuah rahmat yang agung ditengah-tengah realitas kehidupan masyarakat secara universal. Berangkat dari belajar ajaran agama Islam menjadikan diri umat manusia menjadi umat yang beragama dan selalu menebar kebaikan yang sungguh luar biasa dalam menjalankan amalan-amalan Islam.

Keteladanan Pernikahan Nabi Muhammad SAW Sebagai Pengusaha Sukses


By: Khoirul Taqwim 

Pernikahan Nabi Muhammad SAW penuh dengan keindahan yang menakjubkan. Bagaimana tidak? Nabi Muhammad SAW menikah dengan Ummul Mukminin Khadijah saat beliau masih dalam membangun usaha perdagangan. Sehingga pernikahan Nabi Muhammad SAW terasa penuh dengan keindahan saat perjalanan beliau membangun usaha perdagangan di tingkat lokal maupun di tingkat Internasional.

Bisnis usaha Nabi Muhammad SAW sebagai pengusaha dalam melakukan perdagangan di mulai sejak kecil, hingga Nabi Muhammad SAW di usia remaja. bertemu dengan As-Saib bin Abus-Saib yang merupakan teman kerja yang terbaik, dan antara Nabi Muhammad dan As-Saib bin Abus-Saib tidak pernah saling curang dan saling berselisih dalam melakukan usaha perdagangan antara kedua orang tersebut.

Usaha Nabi Muhammad SAW dalam melakukan usaha perdagangan. Bahwa Nabi Muhammad SAW dalam melakukan usaha perdagangan, ternyata tidak hanya di tingkat lokal, tetapi Nabi Muhammad SAW sudah terlibat di tingkat Internasional dalam menjalankan aktivitas usaha perdagangan. 

Sejak usia 17 tahun Nabi Muhammad SAW telah mampu memimpin sebuah usaha perdagangan di berbagai negeri. Sungguh keteladanan yang luar biasa yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan kepada umat manusia tentang usaha perdagangan yang tidak hanya sebatas mengejar materi belaka, tetapi Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan usaha perdagangan kepada umat manusia tentang cara usaha perdagangan yang sukses dan berhasil dengan tidak meninggalkan sifat kebaikan, kejujuran, ketabahan, rendah hati, dan penuh kesabaran dalam melakukan usaha perdagangan di seluruh penjuru negeri.

Kesuksesan usaha Nabi Muhammad SAW semakin cemerlang saat bertemu Ummul Mukminin Khadijah, dan akhirnya Nabi Muhammad SAW menikah dengan beliau Ummul Mukminin Khadijah. Inilah pernikahan yang penuh dengan keberkahan antara Nabi Muhammad SAW dengan Ummul Mukminin Khadijah, baik dalam membangun usaha perdagangan maupun dalam membangun rumah tangga demi keberlangsungan agama Islam di belahan bumi.

Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Ummul Mukminin Khadijah merupakan pernikahan yang penuh dengan keteladanan yang patut menjadi suri tauladan bagi umat manusia di seluruh alam semesta.

Semoga dengan keindahan pernikahan Nabi Muhammad SAW dalam membangun usaha perdagangan dapat menjadi keteladanan yang dapat kita contoh: atas kebaikan, keuletan dan kejujuran beliau Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan aktivitas usaha perdagangan, baik di tingkat lokal maupun di tingkat Internasional,

Gairah Beribadah di Malam Hari


By: Khoirul Taqwim

Beragama tak jarang membawa suasana yang memperlihatkan sesuatu yang sulit dijelaskan secara logika, apalagi saat beribadah di malam hari membuat suasana nampak mengharukan yang terlihat tenang, namun nampak kesenyapan malam yang penuh dengan do'a-do'a gaib.

Beribadah di malam hari membuat suasana yang menggairahkan dan tak jemu-jemu dalam menjalankan ritual beragama. Dari suasana malam hari menampakkan suasana keindaan yang menyejukkan saat beribadah dl malam hari, tentunya dengan amalan-amlan Sholat lail maupun dzikir yang tak henti-hentinya, baik mulut maupun hati selalu melafadkan ayat-ayat suci dalam bimgkai ajaran agama Islam.

Sholat lail dan dzikir malam menjadikan gairah malam dalam beribadah, untuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta segala. Beribadah di malam hari merupakan suatu jalan Surga dalam mendekatkan diri kepada sang maha pencipta segala, tentunya untuk mencapai kehidupan yang di berkahi Allah SWT.

Gairah malam membuat semangat dalam beribadah dengan penuh ketulusan dan keikhlasan yang sesuai dengan tuntunan, baik sabda maupun firman dari sang maha pencipta segala yang ada di langit dan yang ada di bumi.

Dengan malam beribadah membuat suasana kalbu nampak merasa tenang dan tenteram dalam menjalankan kehidupan selanjutnya, tentunya semua berkat sang maha pencipta alam semesta.

Beribadah di malam hari merupakan sebuah proses mendekatkan diri kepada sang maha pencipta segala. Maka beribadah di malam hari sebagai proses jalan menuju kebaikan dalam bentuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta langit dan bumi.

Semoga uraian singkat tentang gairah beribadah di malam hari dapat menjadikan kita selalu ingat kepada Allah SWT. Amin............

Keberhasilan Membangun Islam


By: Khoirul Taqwim

Dengan membangun Islam umat manusia akan tercipta akhlak yang mulia. Maka untuk itulah membangun Islam merupakan sebuah keharusan dalam mengupayakan sebuah bangunan Islam yang lebih bermartabat di tengah-tengah realitas kehidupan umat manusia secara luas.

Membangun Islam akan dihadapkan dengan berbagai persoalan yang menghambat, baik permasalahan dana maupun permasalahan mental. Maka untuk itulah membangun Islam dibutuhkan kerjasama di semua pihak, supaya terbentuk bangunan Islam yang beradab dan menakjubkan.

Dalam membngun Islam yang paling terpenting mampu menciptakan perubahan mental, untuk menuju mental yang berakhlak mulia. Karena dengan akhlak mulia umat Islam akan memperoleh berbagai kebaikan yang sungguh menakjubkan.

Bangunan Islam yang paling urgen bukan masalah dana, walau dana juga sangat urgen, tetapi yang paling urgen semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Islam di tengah-tengah realitas kehidupan umat manusia secara universal.

Akhlak yang mulia merupakan tujuan bangunan Islam dan kesejahteraan umat Islam juga menjadi prioritas bagi keberhasilan dalam membangun Islam, tentunya agama Islam agar terbangun di setiap jiwa dan raga umat Islam secara kaffah.

Keberhasilan dan kesuksessan dalam membangun Islam tak lepas dari umat Islam itu sendiri mau atau tidak mau dalam membangun Islam, tentunya semua dibutuhkan semangat persatuan maupun kesatuan umat Islam dalam membangun Islam yang mencerahkan di tengah-tengah realitas kehidupan umat manusia.

Semoga membangun Islam dapat terwujud, baik jiwa maupun raga umat Islam dapat tercapai dengan baik, Amin.......

Gus Wim Sang Kreator Pembaharu Islam



By: Zidan Mazero


28425_1197081066575_5724955_n


























Khoirul Taqwim atau disebut dengan istilah Gus Wim merupakan seorang pembaharu Islam dalam memberikan penyelesaian mengenai ajaran ke-Islaman, melalui pola pikir yang mengedepankan sumber Islam sebagai kajian utama, dan berusaha memberikan sebuah pemahaman tentang Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Dari permasalahan inilah Gus Wim menempatkan diri sebagai sang kreator pembaharu Islam.

Keberadaan Islam yang dikenali masyarakat Islam secara luas, telah bercampur baur antara tafsir Al-Qur'an dengan Al-Qur'an. Sehingga pemahaman umat Islam antara teks dan konteks Al-Qur'an bercampur-baur yang sulit dibedakan. Karena ajaran Islam sudah terlanjur mendarah daging dalam kehidupan umat Islam.

Gagasan Gus Wim sebagai sang pembaharu Islam merupakan sebuah keniscayaan, tentunya disebabkan kondisi umat Islam yang mengalami kerusakan pola pikir, dan tentunya perlu dibenahi secara tepat sasaran.

Cara mengobati Gus Wim dalam membangun pola pikir umat Islam tak lepas dari memberikan sebuah penjelasan, bahwa wahyu Al-Qur'an kebenarannya tidak perlu diragukan lagi, sedangkan tafsir Al-Qur'an masih diragukan. Karena tafsir Al-Qur'an sebatas buatan manusia semata.

Gus Wim bukan mengecilkan makna tafsir Al-Qur'an, tetapi Gus Wim berusaha memberikan sebuah penjelasan tentang sisi negatif dari hasil tafsir Al-Qur'an yang terkadang tidak disadari oleh para pengkajinya. Mengingat Al-Qur'an  yang dibacakan, lalu diterjemahkan, dan lalu ditafsiri. Kalau tidak jeli para pengkaji Al-Qur'an mempunyai anggapan, bahwa apa yang disampaikan para pemuka agama atau disebut dengan istilah Ustadz adalah: AlQur'an, padahal hasil cipta karsa sang Ustdz itu sendiri, tetapi seolah-olah apa yang disampaikan ustadz semuanya adalah: Al-Qur'an

Dari sinilah para pengkaji yang mendengarkan ceramah sang Ustadz menganggap itu adalah: Al-Qur'an, padahal Al-Qur'an tadi sudah dibumbui atau ditambahi dengan terjemahan dan sekaligus dengan tafsirnya, dan hasil tafsir adalah: hasil karsa cipta manusia semata.

Lalu ada pertanyaan sederhana, apakah tidak boleh menafsirkan Al-Qur'an? Bukan masalah boleh atau tidak boleh, tetapi sebuah tafsir atau pemahaman tentang ke-Islaman bisa salah atau bisa benar. Mengingat kebenaran itu milik Allah SWT, sedangkan manusia tak luput dari salah dan khilaf, begitu juga hasil dari pemahaman Islam berupa tafsir Al-Qur'an, tentunya tak luput dari salah dan khilaf pula.

Berangkat dari sinilah Gus Wim dapat dikatakan sebagai sang kreator pembaharu Islam, dan Gus Wim dapat dikatakan pula sebagai sang pembeda antara kebenaran dan prasngka, tentunya semua tak lepas dari perbedaan sumber Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Maka dari sinilah gagasan Gus Wim dapat dikatakan sebagai penggagas paradigma pemikiran baru tentang ke-Islaman masa kini. Wassalam................

Sang Pembaharu Muda Gus Wim



By: Zidan Mazero

28425_1197081066575_5724955_n





















Khoirul Taqwim merupakan seorang pembaharu muda yang lahir dari Nganjuk Jawa Timur, dia lahir dari lingkungan tokoh para pembaharu ke-Islaman, kakeknya pendiri Yayasan Asy-Syamsi yang saat ini masih berjalan menjadi salah satu yayasan terbesar di daerah Nganjuk Jawa Timur, Khoirul Taqwim sejak kecil menimba Ilmu berawal dari kakeknya di dalam mempelajari masalah keagamaan, sedangkan masalah ekonomi, dia Khoirul Taqwim berawal belajar dari ayahandanya sendiri, sebagai pengusaha yang sukses di masa itu, tetapi di dalam perjalanannya sejak ayahandanya meninggal dunia, dia Khoirul Taqwim mengalami gejolak ekonomi. Sehingga di saat masa kuiah di UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta, dia Khoirul Taqwim belum sempat menyelesaikan studinya dan Khoirul Taqwim hijrah ke-Kalimantan timur, tepatnya di Samarinda, untuk mencari bekal di dalam melanjutkan kembali menyelesaikan studinya,

Pada masa di Samarinda Khoirul Taqwim bekerja dengan membantu kakaknya Riza Umami yang saat ini sudah menyelesaikan S2nya di STAIN dan sekarang menjadi IAIN Samarinda, dan Dia kakaknya berhasil menjadi salah satu Mahasiswi lulusan terbaik di kampusnya. Setelah hampir satu tahun di Samarinda Khoirul Taqwim kembali pulang dengan naik pesawat Lion Air dan akhirnya setahun kemudian melanjutkan di bangku kuliahnya,

Setelah menyelesaikan studinya di kampus UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta, Khoirul Taqwim mengembangkan situs www,kitaberbagi.com atau disebut dengan istilah kiber bersama adiknya Fahrul Amrullah dari alumnus Bina Sarana Informatika, dan pada akhirnya kiber menjadi rating salah satu situs terbaik di Asia Tenggara menurut versi www.alexa.com. tetapi kemudian Khoirul Taqwim dan Fahrul Amrullah dengan sengaja membekukan jejaring sosial kiber, padahal member kiber sudah mendekati ratusan ribu, dan membernya tidak hanya dihuni masyarakat nusantara, tetapi membernya sudah dihuni masyarakat belahan bumi.
Selanjutnya, Khoirul Taqwim membangun situs kembali yang bernama www.usahabatik.com, namun dalam keberlanjutannya Khoirul Taqwim  membekukan kembali situs www.usahabatik.com. Karena Khoirul Taqwim sedang memaintenance situs yang lebih besar lagi dalam membangun usaha batik nusantara.

Berangkat dari perjalanan Khoirul Taqwim dalam membangun situs di dunia maya, dan akhirnya Khoirul Taqwim jatuh hati sampai sekarang, untuk terus menerus mengaplikasikan dalam pengembangan usaha batik nusantara menuju batik yang tidak hanya diakui ditingkat Nasional, tetapi berupaya membangun batik di tingkat Internasional.

Sedangkan masalah ke-Islaman Khoirul Taqwim masih giat menulis di berbagai artikel tentang agama, filsafat, sastra, sosial, politik, dan masih banyak lagi tulisan-tulisan beliau Khoirul Taqwim atau sering disebut dengan istilah Gus Wim.

Pada masa menempuh pendidikan tingginya, Gus Wim tak jarang menulis artikel diberbagai media, baik kampus maupun di berbagai media lainnya, salah satunya di jurnal Populis UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta.

Pemikiran Khoirul Taqwim tak jarang muncul di dunia maya saat ini, tak lepas dari masalah Islam tradisional, Liberal, Fundamental, dan artikel ke-Islaman lainnya. Semua tak lepas dari Gus Wim dalam menelaah antara teks maupun konteks ke-Islaman yang berkembang dari masa klasik sampai saat ini.

Khoirul Taqwim dengan berbagai pemikiran ke-Islaman mampu menyajikan hal baru tentang masalah ke-Islaman tradisional yang sering dihakimi oleh golongan ke-Islaman lainnya, dan dia Khoirul Taqwim berupaya memberikan penjelasan tentang ke-Islaman secara jujur dan berani dalam menganalisa berbagai fenomena keberagaman ke-Islaman. Sehingga Khoirul Taqwim dapat disebut sebagai sang pembaharu dalam menyajikan berbagai Ilmu pengetahuan yang tersirat maupun yang tersurat.

Dengan tulisan sederhana ini, semoga kita dapat mengambil hikmah dari perjalanan sang pembaharu muda Khoirul Taqwim dalam menggapai berbagai permasalahan kehidupan, baik mulai dari kegigihan beliau membangun situs, hingga sampai keberhasilan Gus Wim sebagai sang pembaharu muda yang maju dalam memberikan berbagai solusi tentang ke-Islaman masa klasik maupun ke-Islaman yang akan datang, dan paradigma pemikiran Gus Wim pola pikirnya tak sedikit dipengaruhi beliau guru besar Ibn Khaldun dengan kitab yang tak asing lagi bernama "Muqaddimah". Sehingga diwaktu menyelesaikan studinya Khoirul Taqwim mengangkat "Relevansi Pemikiran Ibn Khaldun Dengan Ekonomi Islam".
Demikian ulasan singkat ini, kami persembahkan kepada Gus Wim dan khalayak secara luas. Wassalam...........

Mengembalikan Wahyu Ilahi Vs Kembali Kepada Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Ketika umat muslim menghadapi beragam permasalahan tentang realitas kehidupan yang dialaminya, ternyata tidak sedikit yang berupaya mencari permasalahan yang dialaminya dengan pondasi ajaran agama Islam. Sehingga menimbulkan beragam tafsir yang tidak sedikit pula tafsir yang muncul hanya sebatas tafsir kepentingan belaka, tanpa melihat kebenaran yang haqiqi. Maka untuk itulah dibutuhkan analisa mengenai pemecahan umat Islam dengan bersumber wahyu Ilahi.

Banyak tokoh umat Islam terutama golongan modern yang berupaya disetiap melihat permasalahan kehidupan mereka berupaya kembali kepada Mushaf Al-Qur'an, padahal ketika kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau tidak dengan hati-hati dan teliti akan terjadi percampuran makna antara mushaf Al-Qur;an dengan realitas kehidupan. Sehingga permasalan yang seyogyanya tidak ada didalam mushaf Al-Qur'an, tetapi dikatakan ini ada didalam mushaf AlQur'an, padahal sudah seharusnya dikatakan ini hanya sebatas tafsir dari mushaf Al-Qur'an, tetapi bukan malah mengatakan permasalahan ini berkaitan dengan Mushaf Al-Qur'an, padahal tidak ada kaitannya sama sekali antara permasalahan yang dialami seseorang dengan keberadaan mushaf Al-Qur'an.

Gagasan kembali kepada mushaf Al-Qur'an tidak jarang menemukan kejangkalan, bagaimana tidak? Mushaf Al-Qur'an yang tidak membicarakan secara detail permasalahan, tetapi seolah-olah mushaf Al-Qur'an berbicara secara detail, hingga keterm-term kecil. Sehingga menimbulkan kerancuan didalam beragama Islam disebabkan munculnya berbagai tafsir dan pemahaman yang disebabkan kembali kepada mushaf Al-Qur'an.

Dengan kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau sebatas hanya dijadikan alat pembenaran diri didalam beragama, tentunya akan menghasilkan sebuah politisasi didalam menjalankan keagamaan. Maka untuk itulah kembali kepada mushaf Al-Qur'an hanya menambah multi tafsir yang menjadikan perbedaan semakin ditonjolkan, Sehingga yang terjadi tafsir antara satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan, dan akhirnya yang terjadi tindakan destruktif antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya.

Sedangkan mengembalikan wahyu Ilahi merupakan sebuah wujud kepasrahan diri, bahwa Al-Qur'an itu wahyu Ilahi. Sehingga dibutuhkan pemahaman membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, begitu juga perbedaan antara mushaf Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Mengingat ketiga hal ini kalau tidak berhati-hati akan terjadi percampuradukan, padahal jelas berbeda antara Wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, dan begitu juga keduanya berbeda dengan tafsir Al-Qur'an.

Dengan mengembalikan wahyu Ilahi kita dituntut dapat membedakan antara wahyu Al-Qur'an dengan mushaf Al-Qur'an. Sehingga kita dapat menganalisa secara jernih dalam berupaya menjelaskan ajaran agama Islam secara benar dan tepat sasaran. 

Semoga Allah SWT memberikan kecerdasan buat diri dan semuanya, Amin.........

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.

Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.

Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.

Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.

Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.

Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal

Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.

Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin.........

Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"


By: Khoirul Taqwim

Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".

Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".

Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.

Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.

"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.

Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.

Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.

Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,

Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............