Saturday, 8 September 2012

Masa Depan Jejaring Sosial Indonesia


Bangsa Indonesia merupakan sebuah masa depan besar bagi perkembangan umat manusia dalam membangun disegala aspek kehidupan. Sehingga bangsa Indonesia sering dikenal dengan istilah masa depan besar bagi kemajuan bangsa dunia ke-tiga. Mengingat bangsa Indonesia mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan dari Sabang sampai Merauke.

Perkembangan arus informasi maupun komunikasi tidak dapat dibendung lagi dijagat maya saat ini. Sehingga menuntut masyarakat Indonesia, untuk terus melakukan sebuah perbaikan disegala aspek informasi maupun komunikasi, agar mencapai sebuah rekonstruksi secara universal.

Masa depan jejaring sosial Indonesia kian hari semakin mengalami berbagai kendala. Namun tidak dapat diingkari pula kemajuan jejaring sosial Indonesia juga mengalami peningkatan yang sungguh menakjubkan. Sehingga kedepan bangsa Indonesia dengan berbagai situs jejaring sosial yang bertebaran didunia maya diharapkan mampu berbicara ditingkat Iebih jauh lagi.

Keberadaan masa depan jejaring sosial Indonesia saat ini, telah diuji dalam kurun waktu singkat maupun lama, untuk mempersembahkan sebuah karya terbaik dalam membangun sebuah situs jejaring sosial, agar mencapai sebuah keberhasilan secara cerdas dalam mencapai titik semaksimal mungkin.

Nah! karena itu keberhasilan jejaring sosial Indonesia dalam menatap masa depan, tak lepas dari dukungan berbagai pihak dalam menggapai sebuah kesuksessan, untuk membangun sebuah jejaring sosial sebagai sarana informasi maupun komunikasi ditengah-tengah kehidupan jagat maya.

Situs www.kitaberbagi.com merupakan salah satu situs jejaring sosial buatan Indonesia dalam menatap masa depan, agar mencapai keberhasilan sebagai wadah komunikasi maupun informasi dialam maya, baik saat ini maupun yang akan datang dalam menatap masa depan lebih baik dan mencerdaskan.

Membangun Islam Tradisional di Bumi Nusantara



Membangun Islam tradisional membutuhkan sebuah keberanian dalam mengambil sikap. Mengingat gagasan tentang ke-Islaman bertebaran dibumi nusantara melalui beragam aliran dan paradigma pemikiran, seperti gagasan Islam khilafah maupun Islam liberal yang juga ikut memberi warna di bumi nusantara. Sehingga Islam dengan berbagai macam gagasan masuk dalam tubuh masyarakat Islam, tetapi Islam tradisional sebagai ke-Islaman yang cocok dengan karakter masyarakat pribumi dalam memberi sebuah gagasan secara tepat.

Keberadaan Islam tradisional sebagai bentuk pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat bersinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisional merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk digali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah.

Sedangkan Islam liberal maupun Islam khilafah cenderung mengarah pada pola pemikiran Kebarat-baratan dan ketimur-tengahan. Inilah perbedaan mendasar antara Islam tradisional dengan Islam liberal maupun Islam Khilafah dalam membangun karakter masyarakat pribumi nusantara.

Nusantara dengan keragaman yang dimiliki, baik masalah sosial, budaya, ekonomi, politik dan masih banyak lagi ditubuh nusantara, tentu semua membutuhkan pendekatan yang elegan dalam membangun masyarakat Islam secara kaffah, agar dapat bersinergi dengan baik antara gagasan dengan realita kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

Dalam membangun Islam tradisional tak lepas dari sebuah strategi dengan pendekatan sosial maupun budaya, agar masyarakat di nusantara dapat menerima dengan baik keberadaan ajaran Islam, tentu semua dikemas dengan cerdas antara paradigma pemikiran dengan fakta dilapangan, agar tidak terjadi sebuah benturan yang keras. Namun dapat terjadi saling bersinergi antar kedua hal tersebut.

Islam tradisional merupakan sebuah gagasan dengan memberi sebuah paradigma pemikiran ke-Islaman yang lebih elegan dalam mencapai masyarakat secara kaffah, tentu dalam naungan ajaran Islam secara utuh ditengah-tengah keberagaman dalam kehidupan masyarakat.

Berbagai ajaran Islam berkembang pesat di bumi nusantara dengan segudang pemikiran maupun dalam bentuk penerjemahan tentang ke-Islaman, tetapi Islam tradisional mencoba memberi warna dengan mensinergikan antara budaya lokal dengan ajaran Islam, agar tidak terjadi sebuah benturan, tetapi kedua hal ini mampu mencapai dalam bentuk saling melengkapi antar satu dengan lainnya.

Membangun Islam tradisional dibumi nusantara membutuhkan sebuah daya dan upaya yang tepat, agar terjadi sebuah masyarakat yang penuh dengan kemaslahatan, dan mendapatkan rahmat dari sang maha pencipta segala, tentu semua membutuhkan sebuah gagasan yang tepat dalam meletakkan pondasi ke-Islaman, agar sesuai dengan ajaran suci ditengah-tengah budaya masyarakat setempat dalam membangun ajaran Islam dibumi nusantara.

Semoga Allah SWT memberi limpahan rahmat dan berkah kepada para pemkir Islam dalam membangun masyarakat tradisional di bumi nusantara, Amiin...........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.

Pandangan Islam Terhadap Pilkada DKI Jakarta




Islam merupakan sebuah ajaran suci dalam memahami segala persoalan kehidupan. Sehingga Islam mengajarkan kepada umat muslim dalam menjalankan tuntunan agama secara bijak, agar umat muslim menjadi umat yang mampu berjalan sesuai dengan ajaran Islam sesungguhnya.

Banyak umat muslim Berbondong-bondong belajar menerjemahkan kehidupan dengan berlandaskan Al-Qur'an dan Hadits saat menemui kesulitan dalam hidup. Bahkan dalam masalah kepemimpinan disebuah kehidupan masyarakat, tentu tidak ketinggalan umat muslim sudah semestinya kembali kepada ajaran Islam dalam mencari sebuah petunjuk kebenaran.

Sebagian lawan Islam menganggap ajaran Islam bertentangan dengan Nilai-nilai toleransi dalam keberagaman ditengah-tengah kehidupan, padahal Islam sangat memegang sebuah Nilai-nilai toleransi terhadap sesama umat manusia, tetapi ranah pemahaman Islam dalam memahami toleransi sangat tegas. Karena kalau toleransi dipahami secara sempit, tentu akan menghasilkan sebuah paradigma pemikiran yang jauh dari kemaslahatan. Sehingga toleransi dalam Islam tidak membenarkan sebuah bentuk toleransi yang mengandung Nilai-nilai kemaksiatan, apalagi toleransi terhadap para perusak Sendi-sendi ke-Islaman

Pilkada DKI Jakarta sudah memasuki putaran kedua, tentu pertarungan semakin seru dan panas, apalagi para timses pengusung kemenangan cagub dan cawagub DKI Jakarta, mulai dengan segudang menyusun strategi ampuh, untuk memenangkan cagub dan cawagub para timses tersebut.

Keberadaan Pilkada sebagai wadah mencari pemimpin diera keterbukaan. Namun bagi umat Islam dalam memilih kepemimpinan daerah tak lepas melihat dari ajaran Islam itu sendiri, walau tidak dipungkiri Indonesia berdasarkan pancasila, tetapi tidak bisa diingkari pula masyarakat Indonesia masih banyak yang berpegang teguh dengan agama dibanding Aturan-aturan negara yang sering berseberangan dengan Nilai-nilai keadilan masyarakat Indonesia.

Islam mengajarkan memilih pemimpin DKI Jakarta, untuk memilih pemimpin sesama umat muslim. Karena Islam melarang memilih diluar keimanan. Karena berdasarkan ayat suci Al-Qur'an yang tertuang dibawah ini:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimmpin (mu): sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (QS. Al-Maidah: 51)

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun (Ali Imran:28)

Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. al-Maidah : 44)

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.“[QS. Al-Maidah:72]

"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih."[QS.Al Maidah:73]

"... mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kerugian bagi kamu (kaum Muslim). Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka sedang apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda (siapa kawan dan siapa lawan), jika kalian memahaminya." (QS Ali 'Imran [3]: 118).

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(Q.S. Al-Baqarah 120).

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al Baqarah:208).

Berangkat dari tulisan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan sederhana. Bahwa Islam mengajarkan dalam memilih pemimpin DKI Jakarta, khususnya bagi umat muslim, untuk mengikuti apa yang terkandung dalam ajaran Islam itu sendiri. Dan semoga Allah SWT menempatkan kita semua sebagai ahli surga, Amiin.....
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........

Membangun Islam Tradisional di Bumi Nusantara



Membangun Islam tradisional membutuhkan sebuah keberanian dalam mengambil sikap. Mengingat gagasan tentang ke-Islaman bertebaran dibumi nusantara melalui beragam aliran dan paradigma pemikiran, seperti gagasan Islam khilafah maupun Islam liberal yang juga ikut memberi warna di bumi nusantara. Sehingga Islam dengan berbagai macam gagasan masuk dalam tubuh masyarakat Islam, tetapi Islam tradisional sebagai ke-Islaman yang cocok dengan karakter masyarakat pribumi dalam memberi sebuah gagasan secara tepat.

Keberadaan Islam tradisional sebagai bentuk pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat bersinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisional merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk digali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah.

Sedangkan Islam liberal maupun Islam khilafah cenderung mengarah pada pola pemikiran Kebarat-baratan dan ketimur-tengahan. Inilah perbedaan mendasar antara Islam tradisional dengan Islam liberal maupun Islam Khilafah dalam membangun karakter masyarakat pribumi nusantara.

Nusantara dengan keragaman yang dimiliki, baik masalah sosial, budaya, ekonomi, politik dan masih banyak lagi ditubuh nusantara, tentu semua membutuhkan pendekatan yang elegan dalam membangun masyarakat Islam secara kaffah, agar dapat bersinergi dengan baik antara gagasan dengan realita kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

Dalam membangun Islam tradisional tak lepas dari sebuah strategi dengan pendekatan sosial maupun budaya, agar masyarakat di nusantara dapat menerima dengan baik keberadaan ajaran Islam, tentu semua dikemas dengan cerdas antara paradigma pemikiran dengan fakta dilapangan, agar tidak terjadi sebuah benturan yang keras. Namun dapat terjadi saling bersinergi antar kedua hal tersebut.

Islam tradisional merupakan sebuah gagasan dengan memberi sebuah paradigma pemikiran ke-Islaman yang lebih elegan dalam mencapai masyarakat secara kaffah, tentu dalam naungan ajaran Islam secara utuh ditengah-tengah keberagaman dalam kehidupan masyarakat.

Berbagai ajaran Islam berkembang pesat di bumi nusantara dengan segudang pemikiran maupun dalam bentuk penerjemahan tentang ke-Islaman, tetapi Islam tradisional mencoba memberi warna dengan mensinergikan antara budaya lokal dengan ajaran Islam, agar tidak terjadi sebuah benturan, tetapi kedua hal ini mampu mencapai dalam bentuk saling melengkapi antar satu dengan lainnya.

Membangun Islam tradisional dibumi nusantara membutuhkan sebuah daya dan upaya yang tepat, agar terjadi sebuah masyarakat yang penuh dengan kemaslahatan, dan mendapatkan rahmat dari sang maha pencipta segala, tentu semua membutuhkan sebuah gagasan yang tepat dalam meletakkan pondasi ke-Islaman, agar sesuai dengan ajaran suci ditengah-tengah budaya masyarakat setempat dalam membangun ajaran Islam dibumi nusantara.

Semoga Allah SWT memberi limpahan rahmat dan berkah kepada para pemkir Islam dalam membangun masyarakat tradisional di bumi nusantara, Amiin...........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........