Thursday, 18 February 2010

BENCANA CINTA

Oleh: Khoirul Taqwim

 

Malam suram tak semewah kemarin

Sebab hari ini indah alunan duka iringi irama gelisah

Jarum hati tak henti menusuk perlahan-lahan

Sirna tak kunjung usai terbawa desiran peluru

Amunisi cinta hilang di telan hujan malam

 

Cinta terabaikan

Waktu tak bisa bicara

Enam tahun tak ada arti menunggu

Yang ada rasa saket di dada

Ironis benar nasib ini

Terasa racun dibuatnya

 

Akhir sebuah cinta

Mati di batu nisan

Kalap jiwa terombang-ambing tanpa nahkoda

Selamatkan dari duka rasa yang tak terkira

Dahsyat benar lara ini

Hingga bawa hari-hari berteman sepasang hayalan

 

Bencana cinta

Dapat melanda siapa saja

Bagi penggemar rasa

Terkadang harus tertimpa tangga

 

Bencana cinta

Bertepuk sebelah tangan

Bertepuk sebelah kepala

Bertepuk sebelah jiwa

Melanda setiap goresan putus asa

SERAKAH SANG PENGUASA

Oleh: Khoirul Taqwim

 

Kala pengemis jalanan mengais rizki disampah

Penguasa ambil tembakan mengusir para faqir miskin

Dengan lantang di media massa bicara

Ketertiban harus didahulukan

Agar kota terlihat indah pesona

Tak ambil pusing kemanusiaan

Yang ada dalam otaknya keuntungan

Walau harus mengorbankan masyarakat pinggiran

 

Kala sang penguasa lapar tahta singgasana

Diambil apa yang dimau

Walau jauh dari kata halal

Asal perut kantong tetap tebal

 

Kala wong cilik lagi lapar

Korupsi dilanjutkan dengan rasa tanpa salah

Menutup mata sekencang kabut awan

Agar tak melihat lapar kering kerontang

 

Bencana kemanusiaan

Lahir dari darah penguasa serakah

Negeri tak ada keadilan

Yang ada ambisi kekuasaan

Harta tak ketinggalan diperebutkan

Walau harus kehilangan jutaan kepala rakyat

Hati trenyuh campur haru

Melihat kondisi yang penuh serapah serakah

 

Serakah sang pengusa

Mewarna di negeri buta hati