Saturday, 30 June 2012

Turki Dan Suriah Pintu Gerbang Perang: Blok Barat Vs Blok Timur



Masalah Suriah atas pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad, telah mengundang beragam opini yang berkembang dalam kehidupan masyarakat secara luas, apalagi blok barat yang dipimpin Amerika Serikat dianggap Ikut campur masalah dalam negeri di Suriah. Sehingga kondisi Suriah semakin memanas. Karena Suriah menganggap pemberontakan didalam negerinya tak lepas dari campur tangan blok barat.

Keberanian Suriah tidak hanya sebatas slogan terhadap blok barat yang ikut campur memperkeruh persoalan dalam negerinya. Bahkan Suriah menganggap Amerika Serikat dan Negara-negara NATO sebagai biang keladi masalah yang semakin runyam dinegeri Suriah saat ini.

Perkembangan terkini masalah Suriah dengan Negara-negara NATO, ternyata tidak mengalami sebuah titik temu perdamaian, tetapi malah semakin memanas keadaan tersebut. Sehingga kondisi ini dapat memicu perang antar Blok barat Vs Blok Timur semakin memanas.

Kabar tentang jatuhnya pesawat Turki yang ditembak oleh Suriah, ternyata menambah kondisi yang semakin memperkeruh keadaan di daerah konfliks tersebut, apalagi Presiden Suriah Bashar al Assad telah mengatakan negara itu dalam keadaan perang dan harus menggunakan segala cara untuk menang dalam perang.

Konstelasi politik dan keamanan dua negara bertetangga Suriah dan Turki kian hari semakin memanas, apalagi perkembangan berita tentang kedua negara ini, telah mendapatkan dukungan yang berbeda. Suriah didukung blok timur dan dimotori negara Iran, Rusia, Cina, sedangkan Turki dimotori negara Amerika Serikat dan NATO.

Masalah Suriah dan Turki dapat mengakibatkan sebuah pintu gerbang pecahnya sebuah perang antar blok barat Vs blok timur. Kalau blok barat dan blok timur sudah mengarah atas perang berdarah, tentu akan menghasilkan sebuah kekuatan perang yang maha dahsyat, dan tidak menutup kemungkin perang dunia ketiga dengan persenjataan nuklir dapat meletus dalam peristiwa perang yang semakin nyata mengarah antar blok barat Vs blok timur.

Turki dan Suriah merupakan sebuah skenario perang besar yang dapat menghasilkan sebuah perang antar blok barat Vs blok timur, dan akan mengarah dari perang dingin menuju perang nuklir, tentu peristiwa ini akan menambah kondisi situasi yang semakin gawat dan berbahaya bagi keberlangsungan spesies manusia, apabila perang nuklir Benar-benar terjadi antar kedua blok yang semakin menuju mengarah perang sesungguhnya.

Keberadaan perang dingin yang dulu sering kita kenal, telah berganti dengan sebutan perang dunia ketiga, apabila perang antar blok Benar-benar terjadi. Lalu kalau perang dingin berakhir dan menuju perang yang sesungguhnya, dimana letak posisi Indonesia dan Malaysia dalam perang antar blok? apakah Indonesia tetap non blok? padahal Malaysia sudah masuk dalam pintu gerbang blok barat, semua tinggal menunggu bom waktu yang tepat dalam menunjukkan siapa yang paling kuat dalam lingkaran blok tersebut.

Dari tulisan sederhana ini dapat diambil sebuah kesimpulan kecil. Bahwa perang yang melibatkan antar dua negara, ternyata dapat memicu perang yang lebih jauh lagi, tentu sebuah perang yang kita kenal dengan istilah perang dunia ketiga. Dan semoga Allah memberi rahmat dan berkah kepada para pembaca tulisan singkat ini, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
...................

Miris!, Perbandingan Kesejahteraan Pendidik Negeri Dengan Non Negeri



PNS merupakan anak negara yang mendapatkan jatah APBN dalam gaji setiap bulannya. Sehingga wajar PNS atau disebut dengan istilah pendidik negeri hidup dalam kesejahteraan, apabila dibanding para pendidik non negeri, walaupun tidak semua pendidik non negeri atau non PNS hidup dibawah kelayakan, tetapi mayoritas pendidik non negeri lebih ironis nasibnya dibanding para pendidik negeri.

Lebih ironis lagi, saat melihat para pendidik non negeri ada yang digaji seratus ribu kurang setiap bulannya, tentu ini merupakan sebuah potret buram dilembaga pendidikan Indonesia. Sedangkan para pendidik dengan status negeri Rata-rata digaji negara diatas satu juta, berarti perbandingan ini sangat tidak logis, kalau keduanya diperbandingkan secara transparan.

Pemerintah sebagai penyelenggara negara sudah sepatutnya memberikan sebuah solusi dengan memberikan kesejahteraan kepada para pendidik non negeri, apalagi pendidik non negeri di Indonesia begitu banyak keberadaannya. Karena kalau para pendidik non negeri tidak diperhatikan pemerintah secara serius dalam masalah kesejahteraan, tentu dalam proses belajar mengajar sangat dapat mengganggu kinerja para pendidik non negeri. Mengingat makan saja para pendidik non negeri megalami kesulitan, apalagi diajak berpikir yang lebih jauh lagi tentang proses belajar.

Tantangan pengelola negara atas masalah kesejahteraan para pendidik, agar tidak terjadi diskriminasi terlalu jauh antara pendidik negeri dengan non negeri, sudah sepatutnya mengambil sebuah kebijakan secara tepat dalam memberikan perhatian khusus para pendidik yang bergejolak didunia pendidikan. Karena kalau pengelola negara tidak memperhatikan secara serius masalah perbedaan antara para pendidik negeri dengan non negeri, tentu kedepan akan mengakibatkan sebuah destruktif dalam dunia pendidikan.

Kesejahteraan para pendidik negeri maupun non negeri, sudah semestinya mendapatkan perlakuan yang sama tanpa perbedaan yang serius, apabila bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar di Nusantara ingin membangun pendidikan yang lebih mencerdaskan dalam menatap masa depan, tentu dengan tujuan mampu membangun kesejahteraan para pendidik negeri maupun non negeri, agar dapat maju kedepan dalam melangkah menuju perbaikan disegala aspek kehidupan. Sehingga potret antara para pendidik negeri dengan non negeri tidak terjadi perbedaan, seperti: langit dan bumi dalam soal kesejahteraan.

Para pendidik negeri sering di istilahkan sebagai anak negara, sedangkan para pendidik non negeri sering di istilahkan sebagai anak tiri dari pengelola negara, tentu munculnya istilah ini, apabila dilihat dari sudut perhatian pemerintah sebagai pengelola negara dalam memperhatikan antara pendidik negeri dengan non negeri mengalami sebuah perbedaan yang sangat jauh sekali. Berangkat dari sinilah pemerintah sebagai pengelola negara harus memperhatikan masalah ini secara serius, agar kedepan para pendidik negeri dengan non negeri tidak mengalami permasalahan yang semakin mengarah dalam bentuk kesenjangan yang lebih serius lagi.

Miris!, Inilah Kata-kata yang pantas diucapkan pada saat melihat perbedaan kesejahteraan antara pendidik negeri dengan non negeri. Mengingat masyarakat Indonesia sudah semestinya mendapatkan perlakuan yang sama dimata pengelola negara. Karena kalau ini terus berlanjut dari generasi ke-generasi, tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia akan mengalami sebuah regresi sebagai bangsa yang gagal dalam mewujudkan persamaan disegala aspek kehidupan.

Masalah pendidik negeri dengan non negeri merupakan sebuah pekerjaan rumah yang berat bagi pengelola negara, tetapi yang perlu diperhatikan para pengelola negara. Bahwa uang yang digunakan menggaji para pendidik negeri itu juga termasuk uang negara. Sehingga kalau itu termasuk uang negara, berarti itu termasuk uang masyarakat bangsa Indonesia. Berangkat dari sinilah sudah semestinya para pengelola negara sebagai penerima amanah mampu menyalurkan uang masyarakat secara tepat sasaran, dan tanpa Membeda-bedakan antara masyarakat yang satu dengan lainnya. Semoga Allah memberi rahmat dan berkah bagi para pendidik negeri maupun non negeri diseluruh Nusantara, Amiin............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
...................

Dagelan Amerika Serikat Sebagai Negara Terlucu



Amerika Serikat Seolah-olah sudah menjadi negara super power paling nomor satu. Sehingga dengan segala cara Amerika Serikat terus berusaha menjadi pemimpin dari berbagai negara dibelahan dunia, walaupun banyak yang mempertentangkan eksistensi kepemimpinan negara Amerika Serikat, tetapi negara Amerika serikat dengan segala cara menutup mata atas oposisi dari berbagai belahan dunia atas kepemimpinannya.

Negara Amerika Serikat terus berusaha menjadi pemimpin berbagai begara belahan dunia. Bahkan kebijakan Amerika serikat terkadang agak konyol, bagaimana tidak? Amerika serikat mempunyai ribuan senjata nuklir, tetapi melarang Iran membuat senjata nuklir. Berangkat dari sinilah menunujukkan kepemimpinan Amerika serikat hanya sebatas gincu belaka, tetapi tidak memberikan sebuah suri tauladan yang baik. Karena kalau Amerika Serikat memang melarang negara lain mempunyai senjata nuklir, tentu sudah sepatutnya Amerika memberikan suri tauladan terlebih dahulu. Bahwa Amerika Serikat bebas dari senjata nuklir.

Kasus Iran mengenai senjata nuklir dapat menjadi tontonan lelucon dibelahan dunia. Bahwa Amerika Serikat seperti anak kecil yang ingin menang sendiri. Karena bangsa Iran dilarang membangun senjata nuklir, sementara Amerika Serikat mempunyai ribuan senjata nuklir yang tak terbantahkan. Lagi-lagi dari sinilah dapat diambil sebuah analisa tentang negara Amerika serikat dalam mengambil sebuah kebijakan, ternyata Amerika Serikat hanya sepihak dalam mengambil sebuah kebijakan, tenpa melihat dari sisi yang lain.

Sebenarnya, Kalau negara Amerika Serikat ada itikad baik dalam menjalin sebuah perdamaian antar negara dibelahan dunia, tentu harus memberikan suri tauladan baik terlebih dahulu sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian, tetapi kalau Amerika Serikat malah menekan lawan politis negara yang tidak sepihak, berarti Amerika Serikat hanya sebatas pemimpin diri sendiri dan negara sekutunya, tetapi bukan pemimpin negara secara keseluruhan di belahan dunia.

Paling lucu Amerika Serikat membentuk sebuah organisasi PBB sebagai jalan menekan lawan politis. Bahkan tak jarang PBB terlihat hanya sebatas boneka Amerika Serikat dengan segudang peraturan yang sesuai dengan kebijakan Amerika Serikat. Berangkat dari sinilah dapat dilihat tentang masalah kasus penanganan agresi militer Amerika Serikat di Irak, Afghanistan, dan masih banyak negara yang terkena imbas kesengsaraan dari istilah PBB bentukan Amerika Serikat dan sekutunya.

Indonesia juga tak luput dari dagelan PBB saat menghadapi Malaysia dalam masalah kasus pulau Sipadan dan Ligitan, pada saat itu Indonesia kalah dalam membangun diplomasi politis dalam mempertahankan kedua pulau tersebut. Karena disebabkan Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia dalam perebutan pulau Sipadan dan Ligitan.

Dagelan ala Amerika Serikat bermain lelucon di negara Indonesia tak hanya masalah Sipadan dan Ligitan, tetapi masalah kasus Timur Leste dengan istilah referendum, padahal referendum yang dibentuk Amerika Serikat dan sekutunya tak lebih hanya sebatas gincu pemanis belaka. Karena pada substansinya Amerika Serikat ingin membelah negara Indonesia sebagai negara Kecil-kecil dikawasan Asia Tenggara. Sehingga Indonesia menjadi negara inferior dan tak berdaya dalam menghadapi dagelan ala Amerika Serikat yang lebih lucu lagi.

Berangkat dari analisa diatas, sudah semestinya Indonesia harus lebih waspada dari lelucon Amerika Serikat dalam mengambil sebuah kebijakan secara sepihak. Karena kalau tidak Berhati-hati negara Indonesia bisa saja menjadi buah simalaka dalam menangani berbagai permasalahan di dalam negeri maupun di luar negeri, tentu masalah yang siap menjadi konsumsi dagelan Amerika Serikat tentang kasus Ambalat, Papua dan berbagai masalah lain, semua kasus dalam negeri maupun luar negeri siap mengantarkan Kekacauan Indonesia disebabkan dagelan ala Amerika Serikat.

Waspada, Inilah jalan terbaik, apabila Sewaktu-waktu Amerika Serikat dengan segudang manuver lelucon. Karena tidak menutup kemungkinan Amerika Serikat mampu mengambil alih kendali penuh negara Indonesia. Sehingga merusak keutuhan NKRI dan merusak diberbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia.

Kebijakan Amerika Serikat dalam menangani masalah kasus dibelahan dunia tak jauh hanya sandiwara dalam memenangkan diri dan sekutunya, tetapi menghiraukan dari sisi yang lain. Bahkan bangunan diplomasi Amerika Serikat begitu terlihat kebohongan yang penuh dengan lelucon ala anak kecil yang ingin menang sendiri.

Organisasi PBB sebagai alat paling lucu bentukan Amerika Serikat dengan tujuan melawan negara yang tak sepaham dengan kepentingan negara Amerika Serikat dan sekutunya. Sehingga wajar, apabila negara di belahan dunia yang tak sepaham dengan gagasan Amerika Serikat selalu diberi nilai merah, baik masalah kasus HAM maupun masalah kasus yang lebih pahit lagi. Karena mereka berani menentang sang dagelan ala Amerika Serikat dengan segudang leluconnya.

Dari tulisan di atas dapat dikerucut. Bahwa Amerika Serikat dapat dikategorikan sebagai negara terlucu didunia dengan segudang kebijakan yang sepihak, tetapi anehnya dibalik kebijakan sepihak Amerika Serikat terkadang terlihat indah dan nyaman. Bahkan lebih ironis lagi terlihat damai, padahal itu semua hanya sebatas lelucon ala Amerika Serikat, tentu dalam menangani permasalahan tentang kasus di belahan dunia yang penuh tipu daya dan lelucon menyesatkan. Semoga Amerika Serikat segera mungkin menyadari sebagai negara terlucu dibelahan dunia dengan segudang dagelan ala PBB digedung putih Washington, DC, Amiin......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)............................

Wednesday, 27 June 2012

Sejarah Besar Jejaring Sosial Kiber




Sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari putaran arus asal muasal perkembangan jejaring sosial dijagat maya. Maka berangkat dari sinilah perlu mengetahui bagaimana sejarah besar jejaring sosial muncul di jagat maya? agar mampu menganalisa perkembangan jejaring sosial di jagat maya yang saat ini melaju dengan pesat dan semakin terarah keberadaannya. Karena sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari sebuah pusaran munculnya sebuah jejaring sosial di jagat maya saat ini.

Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung.

Berangkat dari dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 dengan berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com.

Perkembangan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan, telah dipakai pada beberapa situs UK regional di antara tahun 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan.

Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook. Inilah pesaing yang tumbuh dengan cepat dalam perkembangannya.

Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

Sedangkan Jejaring sosial kiber asal muasal pertemuan Fahrul Amrullah dengan dunia Informatika. Sehingga mampu menggabungkan berbagai elemen dalam merekonstruksi sebuah jejaring sosial yang saat ini hadir ditengah-tengah masyarakat dalam kehidupan dijagat maya.

Fahrul Amrullah lahir dari Nganjuk Jawa Timur dan hijrah ke-Ibu Kota Jakarta, untuk melanjutkan kuliah setelah selesai menamatkan diri dari MAN Nglawak Kertosono. Dan pilihan Fahrul Amrullah dalam melanjutkan kuliahnya jatuh pada kampus BSI sebagai tempat memperdalam ilmu tentang manajemen Informatika.

Kehadiran jejaring sosial kiber merupakan pertemuan Fahrul Amrullah pada masa menuntut ilmu yang bergejolak dengan berbagai dunia Ilmu Informatika. Sehingga menghasilkan sebuah karya besar jejaring sosial kiber yang dapat dinikmati saat ini, walaupun kiber sampai hari ini masih dalam kondisi kekurangan, tetapi Fahrul Amrullah bertekad membangun sebuah jejaring sosial kiber sebagai salah satu alat komunikasi dan informasi, baik ditingkat lokal maupun internasional.

Sang kreator kiber sering dijuluki oleh teman-temannya dengan sebutan nama, yaitu: Fahrul Cyber Freedom. Entah nama ini asal muasalnya dari mana? tetapi nama ini sudah tak asing lagi di kalangan para pengguna aktif dijejaring sosial kiber.

Fahrul Amrullah merupakan sosok yang mampu menggambarkan beragam permasalahan tentang jejaring sosial kiber. Namun sejarah besar jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya, ternyata tak lepas dari dukungan berbagai teman maupun kerabat, baik teman sekampus maupun teman yang bergerak seprofesi sebagai penggiat jejaring sosial di Indonesia.

Kelahiran jejaring sosial kiber berangkat dari kebiasaan Fahrul Amrullah bermain facebook dan forum. Sehingga memunculkan gagasan cemerlang dalam menggabungkan facebook dan forum. Berangkat dari sinilah sebuah terobosan jejaring sosial kiber hadir di Tengah-tengah gencarnya serangan jejaring sosial dari luar negeri. Sehingga keberadaan jejaring sosial kiber diharapkan mampu bersaing dengan jejaring sosial yang sudah populer dan membahana dijagat maya saat ini.

Dari uraian diatas dapat dikerucut sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari sang kreator Fahrul Amrullah dan dibantu teman maupun kerabat dalam mengembangkan jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya. Inilah sekilas sejarah besar jejaring sosial kiber dalam mengarungi keberlangsungannya dalam membangun informasi dan komunikasi di jagat maya. Semoga tulisan kecil ini dapat menambah informasi tentang sejarah besar jejaring sosial kiber, Amiin............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.................

(Gawat) Masalah Papua, Amerika Serikat Siapkan Pangkalan di Darwin



Papua memanas Gara-gara sekelompok OPM terus bergerilya menyerang dan menghancurkan segala yang di anggap menghambat perjuangannya, tentu kejadian ini membuat para TNI siap siaga penuh menghadapi segala terburuk di papua, tetapi yang paling mengkhawatirkan bukan dari serangan OPM. Namun Amerika dan Australia terus membangun kekuatan militer di daerah Darwin. Bahkan jarak Pangkalan Militer AS di Darwin dengan Indonesia sekitar kurang lebih 820 KM.

Masalah Papua memang tidak pernah ada habisnya, sejak Papua bergabung dengan NKRI daerah tersebut Seolah-olah menjadi lahan kekerasan yang tak berkesudahan. Bahkan sampai saat ini masalah klasik tentang kemerdekaan Papua terus di kumandangkan oleh sekelompok penentang kedaulatan republik Indonesia.

Masalah Papua mengingatkan tragedi Timur Leste yang telah lepas dari pangkuan bumi pertiwi. Sebab terlepasnya Timur Leste berkat konspirasi bangsa Australia dan di dukung penuh Amerika Serikat dalam mengawal kemerdekaan Timur Leste.

Peran Australia dan Amerika Serikat dalam berusaha membuat negara Indonesia terbelah menjadi beberapa bagian, tidak serta merta berkutat masalah papua. Namun lebih jauh lagi mereka menggalang kekuatan dan berusaha memecah bangsa Indonesia dengan terbagi beberapa daerah kecil, agar Indonesia menjadi negara inferior dan tidak menjadi sebuah negara super power di kawasan regional maupun Internasional.

Ironisnya, Amerika Serikat membangun pangkalan militer di Darwin dengan jarak yang sangat dekat dengan Indonesia, tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan keutuhan NKRI. Karena keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat Sewaktu-waktu dapat di gunakan dalam melakukan sebuah serangkaian agresi militer terhadap Indonesia.

Bangsa Amerika Serikat memang sudah mengambil penuh emas di Papua. Namun ternyata emas di Papua tidaklah cukup bagi Amerika sebagai bentuk pajak bangsa dunia ketiga terhadap bangsa super power. Karena bangsa Amerika menginginkan wilayah Papua lebih jauh lagi, tidak sekedar masalah emas, tetapi sudah masuk dalam ranah politis, agar ekspansi Amerika Serikat di segala bidang dapat terwujud secara penuh terhadap negara Indonesia saat ini.

Kalau OPM terus melakukan serangkain serangan terhadap keutuhan NKRI, tentu TNI tidak akan tinggal diam, tetapi TNI akan melakukan sebuah perlawanan terhadap OPM. Berangkat dari sinilah kondisi seperti ini yang diharapkan Amerika Serikat dan Australia. Sehingga keberadaan kedua negara ini dengan di bantu lembaga PBB sebagai organisasi bentukan Amerika Serikat dan Konco-konconya akan melakukan serangkaian tekanan politis terhadap NKRI. Bahkan kalau perlu dengan menggunakan agresi militer dalam mewujudkan mimpi dan tujuan bangsa Amerika Serikat dan sekutunya.

Keberadaan pangkalan Amerika Serikat di Darwin merupakan sebuah bentuk ancaman kedaulatan NKRI. Karena tidak menutup kemungkinan Amerika Serikat akan melakukan agresi militer terhadap Indonesia, apabila bangsa Indonesia tidak memenuhi keinginan bangsa Amerika secara penuh.

Masalah Papua sampai saat ini masih terus memanas. Bahkan solusi masih jauh dalam penyelesaian Papua. Karena bangsa Amerika Serikat dan Australia memang tidak ada itikad baik dalam menyelesaikan konfliks di Papua, tetapi kedua negara ini malah sebagai biang keladi tumbuh suburnya gerakan OPM di bumi pertiwi.

Waspada, Inilah jalan terbaik dalam menghadapi manuver pilitis maupun dalam serangkaian tekanan militer di Darwin, agar Indonesia terus mawas diri jangan sampai Timur Leste jilid dua berlanjut menuju tanah Papua yang di dambakan bangsa Amerika Serikat dan Australia. Semoga Allah menjadi pelindung bagi keutuhan NKRI, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
................

Alhamdulillah, Akhirnya Indonesia Ikhlas Budaya ini di Ambil Malaysia



Begitu sering mendengar ulah bangsa Malaysia mengambil budaya milik bangsa Indonesia secara sepihak. Sehingga membuat merah padam muka para anak negeri, tentu disebabkan klaim sepihak dari Malaysia terhadap berbagai budaya Indonesia.

Keberadaan Malaysia sebagai bangsa serumpun dengan Indonesia, sudah semestinya mampu menghormati budaya Indonesia secara utuh, bukan malah mengklaim sepihak budaya asli Indonesia. Sebab sebagai bangsa yang terhormat Malaysia tidak patut melakukan pengklaiman sepihak terhadap kekayaan budaya milik bangsa Indonesia. Karena sebuah negara besar punya kewajiban menjaga perasaan dan tenggang rasa antar satu sama lainnya.

Indonesia merupakan negara besar dikawasan Asia Tenggara di banding keberadaan negara Malaysia. Berangkat dari sinilah sudah sewajarnya bangsa Indonesia mempunyai kekayaan budaya yang berlimpah dari Sabang sampai Merauke. Sedangkan Malaysia dalam hal budaya tidak seberapa besar kekayaannya, apabila di banding dengan bangsa sebesar Indonesia.

Melihat kekayaan bangsa Indonesia yang begitu besar di negeri Nusantara dibanding budaya bangsa Malaysia, membuat Malaysia membangun jati diri dengan cara mengambil kekayaan budaya Indonesia, tetapi dengan alasan apapun Malaysia tidak serta merta boleh mengambil budaya milik bangsa Indonesia secara sepihak, walaupun Malaysia tidak terlalu kaya dalam persoalan budaya di negeri tersebut.

Akhir-akhir ini di berbagai media terdengar gencar pemberitan tentang tari Tor-tor dan alat musik Gondang Sambilan (Sembilan Gendang) dari Mandailing, Sumatera Utara telah diklaim sebagai salah satu warisan budaya bangsa Malaysia, tentu pengklaiman sepihak ini tidak dalam hitungan satu dua kali saja, tetapi Malaysia sudah sering mengklaim budaya secara sepihak milik bangsa Indonesia, padahal semua itu sudah semestinya tidak boleh terjadi dalam bentuk alasan apapun, apabila Malaysia mau menghormati tata budaya maupun sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dari beberapa pengklaiman Malaysia terhadap kekayaan bangsa Indonesia, paling menyakitkan pengklaiman sepihak Malaysia dalam masalah wilayah di Indonesia, seperti masalah ambalat yang sampai saat ini belum selesai. Bahkan ironisnya bangsa Indonesia pernah kehilangan Sipadan dan Ligitan dari pangkuan bumi pertiwi, tidak lain dan tidak bukan bangsa Malaysia mengambil kedua pulau tersebut dengan cara yang sangat merugikan bangsa Indonesia.

Sebenarnya, Bangsa Indonesia punya budaya yang boleh di ambil seratus persen oleh Malaysia. Bahkan bangsa Indonesia sangat ikhlas dan berterima kasih banyak kepada Malaysia, apabila Malaysia mau mengambil budaya yang satu ini, tentu tidak lain dan tidak bukan budaya korupsi di Indonesia. Sebab kalau budaya korupsi di Indonesia sudah di ambil Malaysia, Insya Allah Indonesia akan mampu menjadi negara makmur dan sejahtera dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, apabila Malaysia Benar-benar mau mengambil budaya korupsi di Indonesia, Amiin.......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........................

Tuesday, 26 June 2012

Sejarah Besar Jejaring Sosial Kiber




Sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari putaran arus asal muasal perkembangan jejaring sosial dijagat maya. Maka berangkat dari sinilah perlu mengetahui bagaimana sejarah besar jejaring sosial muncul di jagat maya? agar mampu menganalisa perkembangan jejaring sosial di jagat maya yang saat ini melaju dengan pesat dan semakin terarah keberadaannya. Karena sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari sebuah pusaran munculnya sebuah jejaring sosial di jagat maya saat ini.

Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung.

Berangkat dari dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 dengan berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com.

Perkembangan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan, telah dipakai pada beberapa situs UK regional di antara tahun 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan.

Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook. Inilah pesaing yang tumbuh dengan cepat dalam perkembangannya.

Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

Sedangkan Jejaring sosial kiber asal muasal pertemuan Fahrul Amrullah dengan dunia Informatika. Sehingga mampu menggabungkan berbagai elemen dalam merekonstruksi sebuah jejaring sosial yang saat ini hadir ditengah-tengah masyarakat dalam kehidupan dijagat maya.

Fahrul Amrullah lahir dari Nganjuk Jawa Timur dan hijrah ke-Ibu Kota Jakarta, untuk melanjutkan kuliah setelah selesai menamatkan diri dari MAN Nglawak Kertosono. Dan pilihan Fahrul Amrullah dalam melanjutkan kuliahnya jatuh pada kampus BSI sebagai tempat memperdalam ilmu tentang manajemen Informatika.

Kehadiran jejaring sosial kiber merupakan pertemuan Fahrul Amrullah pada masa menuntut ilmu yang bergejolak dengan berbagai dunia Ilmu Informatika. Sehingga menghasilkan sebuah karya besar jejaring sosial kiber yang dapat dinikmati saat ini, walaupun kiber sampai hari ini masih dalam kondisi kekurangan, tetapi Fahrul Amrullah bertekad membangun sebuah jejaring sosial kiber sebagai salah satu alat komunikasi dan informasi, baik ditingkat lokal maupun internasional.

Sang kreator kiber sering dijuluki oleh teman-temannya dengan sebutan nama, yaitu: Fahrul Cyber Freedom. Entah nama ini asal muasalnya dari mana? tetapi nama ini sudah tak asing lagi di kalangan para pengguna aktif dijejaring sosial kiber.

Fahrul Amrullah merupakan sosok yang mampu menggambarkan beragam permasalahan tentang jejaring sosial kiber. Namun sejarah besar jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya, ternyata tak lepas dari dukungan berbagai teman maupun kerabat, baik teman sekampus maupun teman yang bergerak seprofesi sebagai penggiat jejaring sosial di Indonesia.

Kelahiran jejaring sosial kiber berangkat dari kebiasaan Fahrul Amrullah bermain facebook dan forum. Sehingga memunculkan gagasan cemerlang dalam menggabungkan facebook dan forum. Berangkat dari sinilah sebuah terobosan jejaring sosial kiber hadir di Tengah-tengah gencarnya serangan jejaring sosial dari luar negeri. Sehingga keberadaan jejaring sosial kiber diharapkan mampu bersaing dengan jejaring sosial yang sudah populer dan membahana dijagat maya saat ini.

Dari uraian diatas dapat dikerucut sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari sang kreator Fahrul Amrullah dan dibantu teman maupun kerabat dalam mengembangkan jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya. Inilah sekilas sejarah besar jejaring sosial kiber dalam mengarungi keberlangsungannya dalam membangun informasi dan komunikasi di jagat maya. Semoga tulisan kecil ini dapat menambah informasi tentang sejarah besar jejaring sosial kiber, Amiin............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.................

(Gawat) Masalah Papua, Amerika Serikat Siapkan Pangkalan di Darwin



Papua memanas Gara-gara sekelompok OPM terus bergerilya menyerang dan menghancurkan segala yang di anggap menghambat perjuangannya, tentu kejadian ini membuat para TNI siap siaga penuh menghadapi segala terburuk di papua, tetapi yang paling mengkhawatirkan bukan dari serangan OPM. Namun Amerika dan Australia terus membangun kekuatan militer di daerah Darwin. Bahkan jarak Pangkalan Militer AS di Darwin dengan Indonesia sekitar kurang lebih 820 KM.

Masalah Papua memang tidak pernah ada habisnya, sejak Papua bergabung dengan NKRI daerah tersebut Seolah-olah menjadi lahan kekerasan yang tak berkesudahan. Bahkan sampai saat ini masalah klasik tentang kemerdekaan Papua terus di kumandangkan oleh sekelompok penentang kedaulatan republik Indonesia.

Masalah Papua mengingatkan tragedi Timur Leste yang telah lepas dari pangkuan bumi pertiwi. Sebab terlepasnya Timur Leste berkat konspirasi bangsa Australia dan di dukung penuh Amerika Serikat dalam mengawal kemerdekaan Timur Leste.

Peran Australia dan Amerika Serikat dalam berusaha membuat negara Indonesia terbelah menjadi beberapa bagian, tidak serta merta berkutat masalah papua. Namun lebih jauh lagi mereka menggalang kekuatan dan berusaha memecah bangsa Indonesia dengan terbagi beberapa daerah kecil, agar Indonesia menjadi negara inferior dan tidak menjadi sebuah negara super power di kawasan regional maupun Internasional.

Ironisnya, Amerika Serikat membangun pangkalan militer di Darwin dengan jarak yang sangat dekat dengan Indonesia, tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan keutuhan NKRI. Karena keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat Sewaktu-waktu dapat di gunakan dalam melakukan sebuah serangkaian agresi militer terhadap Indonesia.

Bangsa Amerika Serikat memang sudah mengambil penuh emas di Papua. Namun ternyata emas di Papua tidaklah cukup bagi Amerika sebagai bentuk pajak bangsa dunia ketiga terhadap bangsa super power. Karena bangsa Amerika menginginkan wilayah Papua lebih jauh lagi, tidak sekedar masalah emas, tetapi sudah masuk dalam ranah politis, agar ekspansi Amerika Serikat di segala bidang dapat terwujud secara penuh terhadap negara Indonesia saat ini.

Kalau OPM terus melakukan serangkain serangan terhadap keutuhan NKRI, tentu TNI tidak akan tinggal diam, tetapi TNI akan melakukan sebuah perlawanan terhadap OPM. Berangkat dari sinilah kondisi seperti ini yang diharapkan Amerika Serikat dan Australia. Sehingga keberadaan kedua negara ini dengan di bantu lembaga PBB sebagai organisasi bentukan Amerika Serikat dan Konco-konconya akan melakukan serangkaian tekanan politis terhadap NKRI. Bahkan kalau perlu dengan menggunakan agresi militer dalam mewujudkan mimpi dan tujuan bangsa Amerika Serikat dan sekutunya.

Keberadaan pangkalan Amerika Serikat di Darwin merupakan sebuah bentuk ancaman kedaulatan NKRI. Karena tidak menutup kemungkinan Amerika Serikat akan melakukan agresi militer terhadap Indonesia, apabila bangsa Indonesia tidak memenuhi keinginan bangsa Amerika secara penuh.

Masalah Papua sampai saat ini masih terus memanas. Bahkan solusi masih jauh dalam penyelesaian Papua. Karena bangsa Amerika Serikat dan Australia memang tidak ada itikad baik dalam menyelesaikan konfliks di Papua, tetapi kedua negara ini malah sebagai biang keladi tumbuh suburnya gerakan OPM di bumi pertiwi.

Waspada, Inilah jalan terbaik dalam menghadapi manuver pilitis maupun dalam serangkaian tekanan militer di Darwin, agar Indonesia terus mawas diri jangan sampai Timur Leste jilid dua berlanjut menuju tanah Papua yang di dambakan bangsa Amerika Serikat dan Australia. Semoga Allah menjadi pelindung bagi keutuhan NKRI, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
................

Tuesday, 19 June 2012

Alhamdulillah, Akhirnya Indonesia Ikhlas Budaya ini di Ambil Malaysia



Begitu sering mendengar ulah bangsa Malaysia mengambil budaya milik bangsa Indonesia secara sepihak. Sehingga membuat merah padam muka para anak negeri, tentu disebabkan klaim sepihak dari Malaysia terhadap berbagai budaya Indonesia.

Keberadaan Malaysia sebagai bangsa serumpun dengan Indonesia, sudah semestinya mampu menghormati budaya Indonesia secara utuh, bukan malah mengklaim sepihak budaya asli Indonesia. Sebab sebagai bangsa yang terhormat Malaysia tidak patut melakukan pengklaiman sepihak terhadap kekayaan budaya milik bangsa Indonesia. Karena sebuah negara besar punya kewajiban menjaga perasaan dan tenggang rasa antar satu sama lainnya.

Indonesia merupakan negara besar dikawasan Asia Tenggara di banding keberadaan negara Malaysia. Berangkat dari sinilah sudah sewajarnya bangsa Indonesia mempunyai kekayaan budaya yang berlimpah dari Sabang sampai Merauke. Sedangkan Malaysia dalam hal budaya tidak seberapa besar kekayaannya, apabila di banding dengan bangsa sebesar Indonesia.

Melihat kekayaan bangsa Indonesia yang begitu besar di negeri Nusantara dibanding budaya bangsa Malaysia, membuat Malaysia membangun jati diri dengan cara mengambil kekayaan budaya Indonesia, tetapi dengan alasan apapun Malaysia tidak serta merta boleh mengambil budaya milik bangsa Indonesia secara sepihak, walaupun Malaysia tidak terlalu kaya dalam persoalan budaya di negeri tersebut.

Akhir-akhir ini di berbagai media terdengar gencar pemberitan tentang tari Tor-tor dan alat musik Gondang Sambilan (Sembilan Gendang) dari Mandailing, Sumatera Utara telah diklaim sebagai salah satu warisan budaya bangsa Malaysia, tentu pengklaiman sepihak ini tidak dalam hitungan satu dua kali saja, tetapi Malaysia sudah sering mengklaim budaya secara sepihak milik bangsa Indonesia, padahal semua itu sudah semestinya tidak boleh terjadi dalam bentuk alasan apapun, apabila Malaysia mau menghormati tata budaya maupun sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dari beberapa pengklaiman Malaysia terhadap kekayaan bangsa Indonesia, paling menyakitkan pengklaiman sepihak Malaysia dalam masalah wilayah di Indonesia, seperti masalah ambalat yang sampai saat ini belum selesai. Bahkan ironisnya bangsa Indonesia pernah kehilangan Sipadan dan Ligitan dari pangkuan bumi pertiwi, tidak lain dan tidak bukan bangsa Malaysia mengambil kedua pulau tersebut dengan cara yang sangat merugikan bangsa Indonesia.

Sebenarnya, Bangsa Indonesia punya budaya yang boleh di ambil seratus persen oleh Malaysia. Bahkan bangsa Indonesia sangat ikhlas dan berterima kasih banyak kepada Malaysia, apabila Malaysia mau mengambil budaya yang satu ini, tentu tidak lain dan tidak bukan budaya korupsi di Indonesia. Sebab kalau budaya korupsi di Indonesia sudah di ambil Malaysia, Insya Allah Indonesia akan mampu menjadi negara makmur dan sejahtera dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, apabila Malaysia Benar-benar mau mengambil budaya korupsi di Indonesia, Amiin.......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........................

Westernisasi Berlindung di Balik HAM




HAM bagai senjata ampuh yang digunakan bangsa barat dalam memasukkan berbagai gagasan, baik yang menyimpang maupun yang masih bisa di nalar secara budaya masyarakat Nusantara. Sebab HAM tak jarang telah dijadikan pembenaran diri dari bangsa barat dalam melakukan berbagai aksi olah pikir maupun olah dalam bentuk tindakan, tentu dengan tujuan melakukan ekspansi di segala bidang dan arah dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Keberadaan HAM memang begitu mulus saat dijadikan senjata ampuh bangsa barat dalam menekan lawan politis, apalagi disaat terdapat bangsa dunia ketiga yang berseberangan dengan kepentingan bangsa barat. Maka dengan segala cara bangsa barat melakukan sebuah tindakan mencari sebuah kesalahan dengan pembenaran HAM sebagai senjata ampuh dalam menekan para lawan politis maupun lawan dalam bentuk lainnya.

Begitu pula gerakan westernisasi sebagai gagasan bangsa barat dalam meletakkan pondasi ekspansi dalam bentuk pola pikir, baik tentang masalah sosial, budaya, agama dan berbagai bidang lainnya. Semua gerakan westernisasi mengarah pada bentuk ekspansi bangsa barat dalam memasukkan sebuah gagasan yang punya andil kepentingan bagi bangsa barat.

Pola pikir bangsa barat tentang westernisasi bukan hal baru dalam melakukan berbagai aksi. Bahkan westernisasi telah di bungkus dengan istilah HAM. Sehingga bangsa barat dengan melakukan sebuah gerakan westernisasi dengan belindung di balik HAM, agar gerakan westernisasi tidak terlihat secara memaksa. Namun gerakan westernisasi dapat terlihat secara halus, dan dapat terealisasi dengan mudah dalam melakukan berbagai aksi.

Kebebasan ala HAM sering digaungkan para pengusung westernisasi, agar serangkaian gerakan westernisasi terlihat menarik dan baik dalam penilaian masyarakat secara luas, padahal semua itu hanya sebuah tipu daya para pemikir bangsa barat dalam meletakkan pondasi westernisasi.

Saat berbicara tentang masalah HAM, para pengusung westenisasi begitu cantik memoles sebuah bahasa dengan indah, seperti kampanye Irshad Manji dalam pembenaran diri tentang gay dan lesbi. Bahkan tak jarang Irshad Manji menggunakan istilah kebebasan individu dalam mengukur tentang kebebasan HAM sebagai bentuk gerakan westernisasi, tentu gerakan Irshad Manji mengundang polemik bagi kalangan masyarakat secara luas. Sebab kampanye Irshad Manji sudah bicara tidak sekedar masalah HAM, tetapi sudah mengarah pada westernisasi tentang penghalalalan gay dan lesbi di tengah-tengah kehidupan beragama dan bernegara.

Lebih ironis lagi, westernisasi yang digagas Irshad Manji sudah mengarah pada ajaran Islam. Bahwa Islam Seolah-olah menghalalkan tindakan gay dan lesbi, padahal Islam sangat tegas dalam memberi sebuah gambaran tentang gay dan lesbi merupakan sebuah tindakan yang jauh dai Nilai-nilai Islam.

Masalah gay dan lesbi mengingatkan sejarah Nabi Luth dalam berjuang mengingatkan para kaum Sadum, tetapi para kaum Sadum tidak mau meninggalkan tindakan gay dan lesbi, akhirnya azab Allah datang menimpa kaum Sadum. Berangkat dari kisah singkat ini dapat di ambil sebuah pelajaran. Bahwa kaum gay dan lesbi merupakan tindakan yang sangat melanggar dari bangunan norma agama dan berbagai Norma-norma tentang kearifan lokal yang terdapat di bumi Nusantara.

Keberadaan gay dan lesbi yang di kampanyekan Irshad Manji merupakan sebuah bentuk westernisasi, tetapi Irshad Manji dalam kampanyenya tentang gay dan lesbi berlindung di balik istilah humanisme yang terdapat dalam Nilai-nilai HAM. Sehingga masyarakat nusantara sudah semestinya jeli membedakan antara westernisasi dengan HAM, tetapi sayangnya rumusan HAM yang di bangun bangsa barat cenderung mengarah pada pembenaran diri tentang gerakan westernisasi. Sebab HAM dalam kaca mata bangsa barat telah dijadikan sebuah pembenaran diri dalam membendung maupun melawan segala tindakan yang menyimpang dari kepentingan bangsa barat.

Westernisasi di balik HAM merupakan sebuah bentuk penerapan ekspansi ala bangsa barat dalam melakukan berbagai ekspansi ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas, tentu dengan tujuan mengeruk kekayaan dan membuat kekacauan dalam budaya dan kehidupan masyarakat di Nusantara.

Berangkat dari tulisan sederhana ini dapat di ambil sebuah pembelajaran tentang westernisasi yang di bungkus dengan rapi melalui istilah HAM sebagai bentuk pengejawantahan tentang humanisme ala bangsa barat. Sebab semua itu tak lepas dari bentuk tipu daya bangsa barat, untuk meletakkan pondasi ekspansi di segala bidang dengan jalan westernisasi sebagai alat kekuasaan bangsa barat dalam mencengkeram di bumi Nusantara. Semoga Allah memberi rahmat dan berkah kepada para pemikir Islam di seluruh Nusantara, Amiin..............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
..............

Saturday, 16 June 2012

Subhanallah, Inilah Jejaring Sosial Indonesia Versi 2012




Bangsa Indonesia merupakan negara makmur yang terletak dikawasan Asia Tenggara. Bahkan bangsa Indonesia salah satu negara primadona dunia dengan berbagai wisata yang tersebar di Nusantara. Sungguh ini merupakan sebuah anugerah terindah buat seluruh masyarakat dari Sabang sampai Merauke.

Seiring kemajuan zaman diera 2012. Bangsa Indonesia terus berbenah diri di segala aspek kehidupan, baik masalah sosial, budaya, ekonomi, tehnologi dan masih banyak lagi persoalan yang terus di benahi di negeri Indonesia, agar kedepan bangsa Indonesia mampu berbicara ditingkat regional maupun Internasional dalam mengemban sebuah amanah kemajuan zaman.

Keberadaan bangsa Indonesia di tahun 2012 merupakan sebuah era tumbuh berkembang dalam segala bidang. Sehingga di tahun 2012 bangsa Indonesia melakukan berbagai strategi dalam membangun diberbagai bidang, khususnya masalah jejaring sosial sebagai alat komunikasi dan informasi. Mengingat komunikasi dan informasi salah satu alat yang sangat urgen bagi masyarakat secara menyeluruh, agar mempermudah dalam menjalin hubungan sesama teman maupun sesama kerabat, tentu dengan tujuan mencapai kemaslahatan secara universal.

Jejaring sosial Indonesia versi 2012 berusaha menjawab kemajuan zaman yang kian hari mulai pelik. Berangkat dari sinilah masyarakat sangat membutuhkan sebuah informasi dan komunikasi yang serba cepat dalam melihat realita yang kian mulai kencang dalam melakukan berbagai kajian tentang kehidupan masyarakat.

Jejaring sosial kiber salah satu jejaring Indonesia versi 2012 yang berusaha membangun sebuah komunikasi dan informasi dengan cepat dan tepat, agar masyarakat dapat secepat mungkin mengakses berbagai komunikasi dan informasi yang unik maupun dalam bentuk yang lain. Bahkan masyarakat dapat memberikan sebuah kabar disaat ada kabar yang nampak layak sebagai bahan informasi buat khalayak umum.

Maka kami mengucapkan dari hati yang paling dalam, selamat mencoba jejaring sosial kiber dengan alamat www.kitaberbagi.com. Dan semoga jejaring sosial Indonesia versi 2012 dengan sebutan jejaring sosial kiber, semakin bagus dan cerdas sebagai wadah komunikasi dan informasi buat sahabat dimanapun berada, Amiin..........

Westernisasi Berlindung di Balik HAM



HAM bagai senjata ampuh yang digunakan bangsa barat dalam memasukkan berbagai gagasan, baik yang menyimpang maupun yang masih bisa di nalar secara budaya masyarakat Nusantara. Sebab HAM tak jarang telah dijadikan pembenaran diri dari bangsa barat dalam melakukan berbagai aksi olah pikir maupun olah dalam bentuk tindakan, tentu dengan tujuan melakukan ekspansi di segala bidang dan arah dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Keberadaan HAM memang begitu mulus saat dijadikan senjata ampuh bangsa barat dalam menekan lawan politis, apalagi disaat terdapat bangsa dunia ketiga yang berseberangan dengan kepentingan bangsa barat. Maka dengan segala cara bangsa barat melakukan sebuah tindakan mencari sebuah kesalahan dengan pembenaran HAM sebagai senjata ampuh dalam menekan para lawan politis maupun lawan dalam bentuk lainnya.

Begitu pula gerakan westernisasi sebagai gagasan bangsa barat dalam meletakkan pondasi ekspansi dalam bentuk pola pikir, baik tentang masalah sosial, budaya, agama dan berbagai bidang lainnya. Semua gerakan westernisasi mengarah pada bentuk ekspansi bangsa barat dalam memasukkan sebuah gagasan yang punya andil kepentingan bagi bangsa barat.

Pola pikir bangsa barat tentang westernisasi bukan hal baru dalam melakukan berbagai aksi. Bahkan westernisasi telah di bungkus dengan istilah HAM. Sehingga bangsa barat dengan melakukan sebuah gerakan westernisasi dengan belindung di balik HAM, agar gerakan westernisasi tidak terlihat secara memaksa. Namun gerakan westernisasi dapat terlihat secara halus, dan dapat terealisasi dengan mudah dalam melakukan berbagai aksi.

Kebebasan ala HAM sering digaungkan para pengusung westernisasi, agar serangkaian gerakan westernisasi terlihat menarik dan baik dalam penilaian masyarakat secara luas, padahal semua itu hanya sebuah tipu daya para pemikir bangsa barat dalam meletakkan pondasi westernisasi.

Saat berbicara tentang masalah HAM, para pengusung westenisasi begitu cantik memoles sebuah bahasa dengan indah, seperti kampanye Irshad Manji dalam pembenaran diri tentang gay dan lesbi. Bahkan tak jarang Irshad Manji menggunakan istilah kebebasan individu dalam mengukur tentang kebebasan HAM sebagai bentuk gerakan westernisasi, tentu gerakan Irshad Manji mengundang polemik bagi kalangan masyarakat secara luas. Sebab kampanye Irshad Manji sudah bicara tidak sekedar masalah HAM, tetapi sudah mengarah pada westernisasi tentang penghalalalan gay dan lesbi di tengah-tengah kehidupan beragama dan bernegara.

Lebih ironis lagi, westernisasi yang digagas Irshad Manji sudah mengarah pada ajaran Islam. Bahwa Islam Seolah-olah menghalalkan tindakan gay dan lesbi, padahal Islam sangat tegas dalam memberi sebuah gambaran tentang gay dan lesbi merupakan sebuah tindakan yang jauh dai Nilai-nilai Islam.

Masalah gay dan lesbi mengingatkan sejarah Nabi Luth dalam berjuang mengingatkan para kaum Sadum, tetapi para kaum Sadum tidak mau meninggalkan tindakan gay dan lesbi, akhirnya azab Allah datang menimpa kaum Sadum. Berangkat dari kisah singkat ini dapat di ambil sebuah pelajaran. Bahwa kaum gay dan lesbi merupakan tindakan yang sangat melanggar dari bangunan norma agama dan berbagai Norma-norma tentang kearifan lokal yang terdapat di bumi Nusantara.

Keberadaan gay dan lesbi yang di kampanyekan Irshad Manji merupakan sebuah bentuk westernisasi, tetapi Irshad Manji dalam kampanyenya tentang gay dan lesbi berlindung di balik istilah humanisme yang terdapat dalam Nilai-nilai HAM. Sehingga masyarakat nusantara sudah semestinya jeli membedakan antara westernisasi dengan HAM, tetapi sayangnya rumusan HAM yang di bangun bangsa barat cenderung mengarah pada pembenaran diri tentang gerakan westernisasi. Sebab HAM dalam kaca mata bangsa barat telah dijadikan sebuah pembenaran diri dalam membendung maupun melawan segala tindakan yang menyimpang dari kepentingan bangsa barat.

Westernisasi di balik HAM merupakan sebuah bentuk penerapan ekspansi ala bangsa barat dalam melakukan berbagai ekspansi ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas, tentu dengan tujuan mengeruk kekayaan dan membuat kekacauan dalam budaya dan kehidupan masyarakat di Nusantara.

Berangkat dari tulisan sederhana ini dapat di ambil sebuah pembelajaran tentang westernisasi yang di bungkus dengan rapi melalui istilah HAM sebagai bentuk pengejawantahan tentang humanisme ala bangsa barat. Sebab semua itu tak lepas dari bentuk tipu daya bangsa barat, untuk meletakkan pondasi ekspansi di segala bidang dengan jalan westernisasi sebagai alat kekuasaan bangsa barat dalam mencengkeram di bumi Nusantara. Semoga Allah memberi rahmat dan berkah kepada para pemikir Islam di seluruh Nusantara, Amiin..............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
..............

Westernisasi Berlindung di Balik HAM


HAM bagai senjata ampuh yang digunakan bangsa barat dalam memasukkan berbagai gagasan, baik yang menyimpang maupun yang masih bisa di nalar secara budaya masyarakat Nusantara. Sebab HAM tak jarang telah dijadikan pembenaran diri dari bangsa barat dalam melakukan berbagai aksi olah pikir maupun olah dalam bentuk tindakan, tentu dengan tujuan melakukan ekspansi di segala bidang dan arah dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Keberadaan HAM memang begitu mulus saat dijadikan senjata ampuh bangsa barat dalam menekan lawan politis, apalagi disaat terdapat bangsa dunia ketiga yang berseberangan dengan kepentingan bangsa barat. Maka dengan segala cara bangsa barat melakukan sebuah tindakan mencari sebuah kesalahan dengan pembenaran HAM sebagai senjata ampuh dalam menekan para lawan politis maupun lawan dalam bentuk lainnya.

Begitu pula gerakan westernisasi sebagai gagasan bangsa barat dalam meletakkan pondasi ekspansi dalam bentuk pola pikir, baik tentang masalah sosial, budaya, agama dan berbagai bidang lainnya. Semua gerakan westernisasi mengarah pada bentuk ekspansi bangsa barat dalam memasukkan sebuah gagasan yang punya andil kepentingan bagi bangsa barat.

Pola pikir bangsa barat tentang westernisasi bukan hal baru dalam melakukan berbagai aksi. Bahkan westernisasi telah di bungkus dengan istilah HAM. Sehingga bangsa barat dengan melakukan sebuah gerakan westernisasi dengan belindung di balik HAM, agar gerakan westernisasi tidak terlihat secara memaksa. Namun gerakan westernisasi dapat terlihat secara halus, dan dapat terealisasi dengan mudah dalam melakukan berbagai aksi.

Kebebasan ala HAM sering digaungkan para pengusung westernisasi, agar serangkaian gerakan westernisasi terlihat menarik dan baik dalam penilaian masyarakat secara luas, padahal semua itu hanya sebuah tipu daya para pemikir bangsa barat dalam meletakkan pondasi westernisasi.

Saat berbicara tentang masalah HAM, para pengusung westenisasi begitu cantik memoles sebuah bahasa dengan indah, seperti kampanye Irshad Manji dalam pembenaran diri tentang gay dan lesbi. Bahkan tak jarang Irshad Manji menggunakan istilah kebebasan individu dalam mengukur tentang kebebasan HAM sebagai bentuk gerakan westernisasi, tentu gerakan Irshad Manji mengundang polemik bagi kalangan masyarakat secara luas. Sebab kampanye Irshad Manji sudah bicara tidak sekedar masalah HAM, tetapi sudah mengarah pada westernisasi tentang penghalalalan gay dan lesbi di tengah-tengah kehidupan beragama dan bernegara.

Lebih ironis lagi, westernisasi yang digagas Irshad Manji sudah mengarah pada ajaran Islam. Bahwa Islam Seolah-olah menghalalkan tindakan gay dan lesbi, padahal Islam sangat tegas dalam memberi sebuah gambaran tentang gay dan lesbi merupakan sebuah tindakan yang jauh dai Nilai-nilai Islam.

Masalah gay dan lesbi mengingatkan sejarah Nabi Luth dalam berjuang mengingatkan para kaum Sadum, tetapi para kaum Sadum tidak mau meninggalkan tindakan gay dan lesbi, akhirnya azab Allah datang menimpa kaum Sadum. Berangkat dari kisah singkat ini dapat di ambil sebuah pelajaran. Bahwa kaum gay dan lesbi merupakan tindakan yang sangat melanggar dari bangunan norma agama dan berbagai Norma-norma tentang kearifan lokal yang terdapat di bumi Nusantara.

Keberadaan gay dan lesbi yang di kampanyekan Irshad Manji merupakan sebuah bentuk westernisasi, tetapi Irshad Manji dalam kampanyenya tentang gay dan lesbi berlindung di balik istilah humanisme yang terdapat dalam Nilai-nilai HAM. Sehingga masyarakat nusantara sudah semestinya jeli membedakan antara westernisasi dengan HAM, tetapi sayangnya rumusan HAM yang di bangun bangsa barat cenderung mengarah pada pembenaran diri tentang gerakan westernisasi. Sebab HAM dalam kaca mata bangsa barat telah dijadikan sebuah pembenaran diri dalam membendung maupun melawan segala tindakan yang menyimpang dari kepentingan bangsa barat.

Westernisasi di balik HAM merupakan sebuah bentuk penerapan ekspansi ala bangsa barat dalam melakukan berbagai ekspansi ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas, tentu dengan tujuan mengeruk kekayaan dan membuat kekacauan dalam budaya dan kehidupan masyarakat di Nusantara.

Berangkat dari tulisan sederhana ini dapat di ambil sebuah pembelajaran tentang westernisasi yang di bungkus dengan rapi melalui istilah HAM sebagai bentuk pengejawantahan tentang humanisme ala bangsa barat. Sebab semua itu tak lepas dari bentuk tipu daya bangsa barat, untuk meletakkan pondasi ekspansi di segala bidang dengan jalan westernisasi sebagai alat kekuasaan bangsa barat dalam mencengkeram di bumi Nusantara. Semoga Allah memberi rahmat dan berkah kepada para pemikir Islam di seluruh Nusantara, Amiin..............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
..............

NU Dalam Lingkaran Liberal dan Tradisional



NU merupakan sebuah organisasi masyarakat terbesar di seluruh Nusantara. Namun dalam perjalanan sebuah ormas NU tidak jarang menghadapi berbagai Lika-liku peliknya sebuah tantangan zaman. Sehingga memaksa NU berijtihad dalam mengambil sebuah gambaran, untuk memutuskan tentang sebuah permasalahan yang terjadi dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

Salah satu contoh kecil yang masih hangat di telinga masyarakat luas, tentang masalah Lady Gaga yang datang ke-Indonesia, sebagian petinggi NU menilai kedatangan Lady Gaga tidak bermasalah bagi masyarakat NU, tetapi sebagian lagi petinggi NU mengatakan. Bahwa Lady Gaga harus di tolak. Karena tidak sesuai dengan Nilai-nilai luhur masyarakat Nusantara.

Kalangan petinggi NU sebagian berasal dari petinggi Islam liberal. Sehingga nampak wajar NU mulai digiring dalam pola pikir yang cenderung mengadopsi paradigma bangsa barat, tetapi tidak jarang pula para Kyai NU masih berpikir ala kearifan lokal dengan mengedepankan kemaslahatan secara menyeluruh, dan tentu lebih cenderung menggunakan pola pikir tradisional sebagai pijakan dalam melawan segala bentuk westernisasi.

Kalangan liberal masuk dalam wilayah agama dengan mengangkat istilah kebebasan berpikir dan berlindung di balik humanisme, padahal humanisme yang di gagas Islam liberal cenderung mengarah pada pola pikir westernisasi. Inilah sebuah realita yang harus di waspadai masyarakat NU, agar tidak gampang terlena dengan istilah humanisme, tetapi sejatinya cenderung mengarah pada pola pikir dengan bentuk bangunan westernisasi.

NU dalam lingkaran liberal dan tradisional merupakan sebuah pertarungan yang unik, mengapa tidak? Sebab NU mempunyai puluhan juta penganut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga sangat wajar NU menjadi ujung tombak sebuah peradaban dalam menumbuh kembangkan atas kemajuan Islam di Nusantara.

Keberadaan NU menjadi jalan licin Islam liberal dengan berusaha memasukkan gagasan pola pikir liberalisme, agar masyarakat NU dapat menerima gagasan bangsa barat dalam menerjemahkan tentang berbagai persoalan, padahal tak jarang gagasan bangsa barat berbenturan dengan Nilai-nilai kearifan lokal.

Islam liberal sangat menginginkan memasuki dalam wilayah NU, agar pola pikir Islam liberal dapat sesegera mungkin di terima di kalangan NU secara universal. Sehingga gagasan westernisasi dengan berkedok humanisme dan pluralisme dapat dengan cepat menyebar dalam tubuh masyarakat NU.

Keberadaan paradigma Islam tradisional masih sangat kental dalam tubuh masyarakat NU. Sehingga Islam tradisional akan menjadi penghalang gagasan Islam liberal dalam mengembangkan paradigma di tubuh masyarakat NU, walaupun tidak menutup kemungkinan NU akan terpecah dalam wadah Islam liberal dan Islam tradisional.

Memang bangsa barat begitu pandai dalam bermain politis di tingkat sosial, budaya, ekonomi, dan agama. Sehingga NU sangat dilirik dalam upaya bangsa barat, untuk melakukan ekspansi dengan bentuk westernisasi sebagai jalan memasukkan gagasan bangsa barat dengan istilah humanisme dan pluralisme.

NU merupakan ormas terbesar di Nusantara telah menjadi incaran bangsa barat, untuk memasukkan sebuah gagasan tentang liberal yang sangat jauh dari Nilai-nilai kearifan lokal. Sebab kalau dalam teori politis, apabila petinggi NU sudah di kuasi dengan paradigma liberal, tentu westernisasi sangat mudah masuk dalam wilayah masyarakat yang lebih luas lagi.

Keberadaan Islam liberal di Indonesia dengan berbagai paradigma dengan berkedok pluralisme, humanisme dan berbagai Isme-isme lain, tentu mempunyai sebuah tujuan memasukkan sebuah gagasan tentang westernisasi dalam kehidupan masyarakat di Nusantara. Berangkat dari sinilah perlu ada sebuah kajian tentang perbedaan westernisasi dan humanisme, agar tidak terjadi serampangan dalam menerjemahkan tentang kedua istilah tersebut.

Kondisi NU sekarang telah menjadi sebuah jalan alternatif dari gagasan Islam liberal dalam memasukkan sebuah gagasan tentang westernisasi, untuk menjadikan NU sebagai corong bangsa barat dalam melakukan ekspansi diberbagai bidang. Sehingga NU harus terus menambah kewaspadaan dalam menerjemahkan sebuah kondisi, agar tidak terjebak dengan istlah humanisme dan pluralisme ala barat. Sebab humanisme berlindung atas kemanusiaan, padahal humanisme yang di bangun bangsa barat mengarah pada westernisasi. Begitu juga pluralisme sangat berbeda jauh dengan keberagaman ala tepa selira yang di bangun masyarakat pribumi.

Semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kami dalam membedakan kebenaran dan keburukan, agar kami tidak menjadi manusia yang sesat dalam mengarungi bahtera kehidupan, Amiin........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).......................

Islam Liberal Terjebak Dalam Makna Kebebasan




Kebebasan salah satu nilai sebuah bentuk ekspresi dan inovasi dalam melakukan sebuah tafsir tentang polemik kehidupan. Bahkan kebebasan sudah masuk dalam ranah tafsir agama dengan sebutan Islam liberal dalam menafsirkan antara teks dan konteks, tetapi paradigma Islam liberal cenderung mengarah kepada budaya barat dalam menciptakan sebuah rumusan, padahal budaya liberal barat sering terdapat sebuah pertentangan dengan makna agama Islam.

Kelompok Islam liberal tak jarang mengatasnamakan kebebasan di saat mendapatkan sebuah serangan argumen dari pihak selain kelompoknya, padahal kalau mengakui sebuah kebebasan dalam makna sebuah bahasa secara tepat, berarti sudah siap dengan sebuah peta yang begitu kompleks dalam menanggapi sebuah realita kehidupan. Berangkat dari sinilah kebebasan telah terjebak pada gambaran individu dan kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Islam liberal dalam wadah menggagas masalah ke-Islaman.

Ketika berbicara kebebasan kita di hadapkan dengan beragam persoalan. Sebab tidak semua gagasan kebebasan positif dalam menerjemahkan sebuah realita. Bahkan kebebasan malah dapat merusak Sendi-sendi kehidupan. Karena batasan kebebasan nampak abstrak dalam pemahaman secara teks maupun konteks.

Keberadaan makna kebebasan telah di jadikan dalil Islam liberal sebagai alat dalam melindungi maupun menyerang kelompok lain. Bahkan ironis kebebasan telah di kebiri sebagai alat dalam membangun sebuah argumen, untuk menciptakan sebuah gagasan yang berpihak pada paradigma dalam dirinya, padahal kalau berbicara makna kebebasan sejati, tentu kebebasan merupakan sebuah bentuk paradigma dalam diri atas kondisi realita secara bebas, baik secara individu maupun kolektif dalam kehidupan.

Makna kebebasan sebagai bentuk pengejawantahan antara kehidupan individu dan sosial dalam menerjemahkan sebuah kehidupan. Namun dalam realita kebebasan yang di gagas Islam liberal cenderung pada kebebasan makna dalam individu, paling banter hanya sebatas kebebasan kelompok dalam Islam liberal itu sendiri atau yang sejalan dengan konsep Islam liberal. Sehingga kebebasan yang di gagas Islam liberal cenderung parsial dalam memberikan suatu penilaian tentang sebuah makna.

Islam liberal sering menyuarakan tentang kebebasan berpendapat, tetapi kebebasan berpendapat hanya sebatas kepentingan kelompok dan individu sendiri, namun sering menegasikan aspek paradigma dari kelompok lain. Sebab dalam paradigma Islam liberal cenderung penegasan yang berkiblat pada budaya barat, yaitu: sebuah kebebasan dalam makna dari bangsa barat, tetapi bukan makna kebebasan secara universal.

Lebih ironis lagi, ternyata Islam liberal dalam memberikan sebuah makna kebebasan sering terjebak pada paradigma dalam diri sendiri, padahal kalau memang Islam liberal menghormati sebuah kebebasan secara utuh, sudah semestinya Islam liberal mampu menghormati berbagai pendapat yang datang maupun pergi dari pihak yang berseberangan.

Masalah kaum Lesbi dan Gay yang di kampanyekan oleh Irshad Manji dapat dijadikan sebagai contoh kecil. Bahwa paradigma Islam liberal sering mengutarakan istilah saling menghargai, seperti menghargai pendapat Irshad Manji dalam kampanye kebebasan atas nama Lesbi dan Gay, tetapi di saat mendapatkan tentangan dari masyarakat Islam di Yogyakarta, ternyata kelompok Islam liberal tidak mampu menghargai sebuah perbedaan pendapat. Bahkan mengatakan kelompok yang menentang diskusi Irshad Manji merupakan kelompok yang tidak mampu menghargai sebuah perbedaan pendapat, padahal kalau di cermati secara tepat pendapat dari para penolak kampanye Irshad Manji, tentu itu termasuk salah satu sebuah bentuk kebebasan. Berangkat dari sinilah liberal telah terbukti tidak mampu memberikan sebuah pemahaman tentang sebuah makna kebebasan berpendapat secara utuh.

Islam liberal selalu menggunakan bahasa kebebasan sebagai dalil ampuh dalam melawan setiap pertarungan dengan kelompok tertentu, apalagi saat menghadapi para kelompok yang berseberangan dengan paham Islam liberal, berarti dari sinilah Islam liberal memberikan makna kebebasan begitu sempit. Sebab kalau berbicara kebebasan secara utuh, bahwa kebebasan merupakan sebuah bentuk ekspresi antara pro dan kontra sebagai bentuk kebebasan dalam berpendapat. Berangkat dari sinilah Islam liberal tidak layak menghakimi kelompok yang tidak sependapat dengan gagasan mereka dengan label Islam miring dalam memberikan gambaran kelompok yang bertentangan.

Keberadaan Islam liberal sering menggaungkan sebuah istilah keberanian dalam mengutarakan pendapat, tetapi kalau pendapat yang berseberangan dengan gagasan kelompok Islam liberal di katakan sebuah kedangkalan berpikir dalam menelaah tentang ke-Islaman, berarti keberanian Islam liberal terjebak pada logika pembenaran diri.

Islam liberal merupakan wajah baru dari budaya barat dalam memberikan sebuah syok terapi terhadap masyarakat Islam, agar masyarakat Islam dapat menerima gagasan dari bangsa barat, padahal bangsa barat sendiri tidak mau menerima paradigma dari masyarakat yang bertentangan dengan budaya mereka sendiri.

Kebebasan menjadi dalil Islam liberal sebagai alat pembenaran diri dalam melakukan sebuah serangkaian dalam membangun sebuah argumen. Namun di saat ada kelompok yang berseberangan dengan gagasan paradigma selain dari gagasan Islam liberal, ternyata di anggap tidak menghargai sebuah kebebasan, tentu itu menyalahi makna kebebasan secara kaffah.

Berangkat dari tulisan di atas, berarti Islam liberal terjebak pada istilah kebebasan dalam memberikan sebuah makna secara parsial. Sebab Islam liberal dalam memberikan makna kebebasan hanya sebatas dari cara pandang kebebasan atas paradigma diri dan kelompoknya. Namun di saat menerima penolakan gagasan dari kelompok atau individu lain, ternyata Islam liberal menganggap kelompok yang berseberangan itu tidak menghargai sebuah kebebasan, padahal kalau secara jernih memberikan sebuah makna tentang kebebasan, baik dalam bentuk penolakan atau menerima sebuah gagasan, tentu semua itu sebuah bentuk bagian dari dalil kebebasan itu sendiri. Dan Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-NYA. Dia maha kuat dan maha perkasa. Maka aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
............

Paradigma Islam Tradisional Pasca Reformasi




Reformasi merupakan sebuah agenda besar dalam melakukan sebuah perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan reformasi di jadikan sebuah bentuk bangunan pembebasan dari belenggu kediktatoran dari sebuah rezim kepemimpinan. Karena reformasi merupakan salah satu proses dalam membangun sebuah peradaban bangsa secara terbuka dan berani dalam mengambil sebuah sikap, untuk mengemban amanat dan tanggung jawab suci dalam mewujudkan sebuah perubahan.

Perjalanan reformasi yang menjadi sebuah impian besar para pelopor gerakan dalam mengggulingkan rezim kepemimpinan diktator, telah mengubah paradigma kebangsaan dari tertutup menuju sebuah sistem keterbukaan. Sehingga dengan sistem terbuka mengakibatkan sebuah idiologi baru masuk keranah kebangsaan. Berangkat dari sinilah sistem keterbukaan dengan mengedepankan dalil sebuah kebebasan telah menjadikan keberagaman corak berpikir berkembang secara pesat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih jauh lagi, bahwa pasca reformasi dengan sistem keterbukaan telah masuk keranah keagamaan, agama Islam sebagai lumbung gagasan baru muncul di era reformasi dengan berbagai wajah dalam menampakkan diri saat menggagas tentang dunia ke-Islaman. Sehingga terjadilah sebuah pertarungan yang sangat gencar dalam pemahaman tentang ke-Islaman di era pasca reformasi.

Pergolakan pasca reformasi dalam dunia Islam berkembang begitu pesat dalam kajian ekonomi, sosial, politik, budaya. Mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kontroversial. Bahkan sebuah gagasan yang cenderung mengarah di luar sebuah adat kebiasaan masyarakat secara luas juga berkembang pesat. Sehingga terkadang memunculkan sebuah paradigma berseberangan antara yang satu dengan lainnya.

Reformasi merupakan salah satu pintu gerbang keterbukaan dalam memahami dan menerjemahkan beragam persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Bahkan reformasi menjadi sebuah jalan idiologi dari luar berkembang begitu pesat masuk kewilayah Indonesia, baik masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan maupun dalam bidang yang lain.

Keberadaan reformasi telah dijadikan alat oleh sebagian kelompok dalam menyebarkan sebuah gagasan yang menjadi sebuah idiologi. Sehingga pasca reformasi berbagai pola pikir dari paham yang menyimpang maupun paham yang ingin meluruskan agama Islam bermunculan dengan berbagai wajah yang berbeda.

Paling mencolok dalam paradigma Islam pasca reformasi merupakan pertarungan sebuah wajah besar antara liberal dengan wajah khilafah. Sehingga kedua wajah ini sering bersitegang mulai dari adu argumen sampai pertarungan yang lebih fenomenal lagi. Mengingat pertarungan antara liberal melawan khilafah merupakan sebuah pertarungan dari sebuah gagasan dan budaya dari luar nusantara.

Liberal merupakan gagasan yang datang dari bangsa barat. Sehingga paradigma berpikir dari kelompok liberal cenderung mengarah terhadap permasalahan akal dalam menafsiri sebuah kehidupan. Karena liberal menekankan kepada aspek kebebasan hak individu, tetapi kelemahan terbesar dalam liberal terletak dalam penekanan tentang masalah gagasan yang cenderung menegasikan masalah hak sosial.

Hasil olah pikir liberal sering mengadopsi dari pemikiran barat dalam menerjemahkan tentang sebuah kehidupan beragama. Berangkat dari sinilah liberal terjebak pengulangan gagasan dengan mengarah pada kebebasan semu dalam membangun paradigma berpikir. Sebab liberal cenderung pada olah konteks dalam memberikan sebuah tafsir tentang keagamaan, padahal dalam menafsirkan keagamaan tidak hanya sebatas mengandalkan tentang konteks belaka. Namun antara teks dan konteks harus mampu di sinergikan dengan tepat.

Sedangkan khilafah mengarah terhadap cara pandang tekstual dalam memberikan sebuah tafsir tentang ke-Islaman. Sehingga paradigma khilafah terjebak dalam pemahaman secara teks dan jauh dari multi real kehidupan. Berangkat dari sinilah sebuah bangunan khilafah cenderung mengadopsi paradigma gagasan budaya dari bangsa timur tengah dalam memberikan sebuah gambaran tentang Nilai-nilai ke-Islaman.

Pasca reformasi dengan ranah paradigma ke-Islaman yang berkembang dalam pertarungan idiologi liberal barat melawan khilafah timur tengah, ternyata memunculkan sebuah gagasan dari Islam tradisional sebagai penyeimbang antara liberal dengan khilafah. Sebab Islam tradisional lebih menekankan pada aspek teks dan konteks secara sinergi dalam lingkup NIlai-nilai tentang ke-Islaman. Sehingga dalam wajah Islam tradisional merupakan sebuah bentuk penerapan masyarakat pribumi dalam menggali sebuah ajaran Islam dengan konteks budaya, agar terjadi sebuah mutualisme secara real antara teks dan konteks dalam ajaran Islam.

Islam tradisional lebih cenderung mengarah menuju sebuah gagasan dari menggali nilai luhur masyarakat pribumi sendiri dalam menggagas sebuah konsep ke-Islaman. Sebab budaya timur tengah maupun budaya dari barat sangat tidak cocok dengan kepribadian masyarakat pribumi. Karena itu dengan menggali nilai luhur dalam memunculkan sebuah nilai tentang kearifan lokal dengan di masuki ajaran Islam sebagai penyeimbang antara kehidupan profan dan sakral. Berangkat dari sinilah antara kearifan lokal dapat berjalan berdampingan dengan Nilai-nilai ajaran Islam, untuk mengkaji sebuah teks dan konteks yang saling berintegrasi.

Paradigma Islam tradisional merupakan sebuah jalan tengah dalam menerjemahkan tentang Nilai-nilai ke-Islaman, agar bangsa Indonesia di era pasca reformasi mampu menggali khazanah nusantara, agar dapat di padukan antara teks dan konteks secara tepat dalam mencapai sebuah kemaslahatan umat yang berlandaskan dari ajaran suci agama Islam. Dan Allah Memberi petunjuk kepada kebenaran, atas rahmat, keagungan, dan kemuliaan-NYA.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)......................

Paradigma Islam Tradisional Pasca Reformasi



Reformasi merupakan sebuah agenda besar dalam melakukan sebuah perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan reformasi di jadikan sebuah bentuk bangunan pembebasan dari belenggu kediktatoran dari sebuah rezim kepemimpinan. Karena reformasi merupakan salah satu proses dalam membangun sebuah peradaban bangsa secara terbuka dan berani dalam mengambil sebuah sikap, untuk mengemban amanat dan tanggung jawab suci dalam mewujudkan sebuah perubahan.

Perjalanan reformasi yang menjadi sebuah impian besar para pelopor gerakan dalam mengggulingkan rezim kepemimpinan diktator, telah mengubah paradigma kebangsaan dari tertutup menuju sebuah sistem keterbukaan. Sehingga dengan sistem terbuka mengakibatkan sebuah idiologi baru masuk keranah kebangsaan. Berangkat dari sinilah sistem keterbukaan dengan mengedepankan dalil sebuah kebebasan telah menjadikan keberagaman corak berpikir berkembang secara pesat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih jauh lagi, bahwa pasca reformasi dengan sistem keterbukaan telah masuk keranah keagamaan, agama Islam sebagai lumbung gagasan baru muncul di era reformasi dengan berbagai wajah dalam menampakkan diri saat menggagas tentang dunia ke-Islaman. Sehingga terjadilah sebuah pertarungan yang sangat gencar dalam pemahaman tentang ke-Islaman di era pasca reformasi.

Pergolakan pasca reformasi dalam dunia Islam berkembang begitu pesat dalam kajian ekonomi, sosial, politik, budaya. Mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kontroversial. Bahkan sebuah gagasan yang cenderung mengarah di luar sebuah adat kebiasaan masyarakat secara luas juga berkembang pesat. Sehingga terkadang memunculkan sebuah paradigma berseberangan antara yang satu dengan lainnya.

Reformasi merupakan salah satu pintu gerbang keterbukaan dalam memahami dan menerjemahkan beragam persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Bahkan reformasi menjadi sebuah jalan idiologi dari luar berkembang begitu pesat masuk kewilayah Indonesia, baik masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan maupun dalam bidang yang lain.

Keberadaan reformasi telah dijadikan alat oleh sebagian kelompok dalam menyebarkan sebuah gagasan yang menjadi sebuah idiologi. Sehingga pasca reformasi berbagai pola pikir dari paham yang menyimpang maupun paham yang ingin meluruskan agama Islam bermunculan dengan berbagai wajah yang berbeda.

Paling mencolok dalam paradigma Islam pasca reformasi merupakan pertarungan sebuah wajah besar antara liberal dengan wajah khilafah. Sehingga kedua wajah ini sering bersitegang mulai dari adu argumen sampai pertarungan yang lebih fenomenal lagi. Mengingat pertarungan antara liberal melawan khilafah merupakan sebuah pertarungan dari sebuah gagasan dan budaya dari luar nusantara.

Liberal merupakan gagasan yang datang dari bangsa barat. Sehingga paradigma berpikir dari kelompok liberal cenderung mengarah terhadap permasalahan akal dalam menafsiri sebuah kehidupan. Karena liberal menekankan kepada aspek kebebasan hak individu, tetapi kelemahan terbesar dalam liberal terletak dalam penekanan tentang masalah gagasan yang cenderung menegasikan masalah hak sosial.

Hasil olah pikir liberal sering mengadopsi dari pemikiran barat dalam menerjemahkan tentang sebuah kehidupan beragama. Berangkat dari sinilah liberal terjebak pengulangan gagasan dengan mengarah pada kebebasan semu dalam membangun paradigma berpikir. Sebab liberal cenderung pada olah konteks dalam memberikan sebuah tafsir tentang keagamaan, padahal dalam menafsirkan keagamaan tidak hanya sebatas mengandalkan tentang konteks belaka. Namun antara teks dan konteks harus mampu di sinergikan dengan tepat.

Sedangkan khilafah mengarah terhadap cara pandang tekstual dalam memberikan sebuah tafsir tentang ke-Islaman. Sehingga paradigma khilafah terjebak dalam pemahaman secara teks dan jauh dari multi real kehidupan. Berangkat dari sinilah sebuah bangunan khilafah cenderung mengadopsi paradigma gagasan budaya dari bangsa timur tengah dalam memberikan sebuah gambaran tentang Nilai-nilai ke-Islaman.

Pasca reformasi dengan ranah paradigma ke-Islaman yang berkembang dalam pertarungan idiologi liberal barat melawan khilafah timur tengah, ternyata memunculkan sebuah gagasan dari Islam tradisional sebagai penyeimbang antara liberal dengan khilafah. Sebab Islam tradisional lebih menekankan pada aspek teks dan konteks secara sinergi dalam lingkup NIlai-nilai tentang ke-Islaman. Sehingga dalam wajah Islam tradisional merupakan sebuah bentuk penerapan masyarakat pribumi dalam menggali sebuah ajaran Islam dengan konteks budaya, agar terjadi sebuah mutualisme secara real antara teks dan konteks dalam ajaran Islam.

Islam tradisional lebih cenderung mengarah menuju sebuah gagasan dari menggali nilai luhur masyarakat pribumi sendiri dalam menggagas sebuah konsep ke-Islaman. Sebab budaya timur tengah maupun budaya dari barat sangat tidak cocok dengan kepribadian masyarakat pribumi. Karena itu dengan menggali nilai luhur dalam memunculkan sebuah nilai tentang kearifan lokal dengan di masuki ajaran Islam sebagai penyeimbang antara kehidupan profan dan sakral. Berangkat dari sinilah antara kearifan lokal dapat berjalan berdampingan dengan Nilai-nilai ajaran Islam, untuk mengkaji sebuah teks dan konteks yang saling berintegrasi.

Paradigma Islam tradisional merupakan sebuah jalan tengah dalam menerjemahkan tentang Nilai-nilai ke-Islaman, agar bangsa Indonesia di era pasca reformasi mampu menggali khazanah nusantara, agar dapat di padukan antara teks dan konteks secara tepat dalam mencapai sebuah kemaslahatan umat yang berlandaskan dari ajaran suci agama Islam. Dan Allah Memberi petunjuk kepada kebenaran, atas rahmat, keagungan, dan kemuliaan-NYA.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)......................